spot_img

Riyadhusshalihin (Berfikir Tentang Keagungan Makhluk-Makhluk Allah Ta’ala Dan Rusaknya Dunia Dan Kesulitan-Kesulitan Di Akhirat Dan Perkara Lain-Lain Di Dunia Dan Akhirat Serta Keteledoran Jiwa, Juga Mendidiknya Dan Mengajak Untuk Bersikap Istiqomah) Ayat – Ayat Tafakkur

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Imam Nawawi Rahimahullah menyebutkan beberapa ayat yang berkaitan dengan bab ini, diantaranya firman Allah Subhanahu wata’ala:

قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ ۖ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَىٰ وَفُرَادَىٰ ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا ۚ مَا بِصَاحِبِكُمْ مِنْ جِنَّةٍ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ

Katakanlah:”Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras“. (QS. Saba : 46).

Jadi merenung terutama ketika bersendirian dengan melihat ciptaan – ciptaan Allah Subhanahu wata’ala merupakan bagian dari bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala,Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ , وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. (QS. Adz Dzariat: 20-21).

Mari kita merenungi bagaimana Allah menciptakan kita dengan begitu sempurna dari setetes air yang hina kemudian menjadi segumpal darah kemudian menjadi sekerat daging, kemudian menjadi tulang belulang yang dibungkus dengan daging.

Kemudian firman Allah yang terdapat dalam surah Ali ‘imran:  

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”. (QS. Ali ‘imran : 190).

Di waktu subuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam terlambat memimpin sholat, Bilal masuk ke kamar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam hendak mengingatkan beliau bahwasanya para sahabat telah menunggu untuk sholat subuh, namun Bilal mendapati Rasulullah dalam keadaan menangis, Bilal kemudian berkata:”Apa yang membuat anda menangis ya Rasulullah”, Rasulullah berkata:”Sungguh telah diturunkan ayat kepadaku semalam barangsiapa membacanya maka sungguh ia celaka jika tidak merenunginya kemudian beliau membaca firman Allah
(QS. Ali ‘imran : 190). diatas:

Andaikan Allah menjadikan bumi ini terus menerus malam maka apa yang akan terjadi, siapa gerangan yang mendatangkan waktu siang yang didalamnya kita bekerja dan beraktifitas, begitupula sebaliknya bagaimana andaikan di dunia ini terus menerus siang, siapa yang mendatangkan waktu malam sebagai tempat untuk beristirahat didalamnya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا , وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا

“Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan”. (QS. An-Naba : 10-11).

Allah memperumpamakan gelapnya malam menutupi manusia ibaratnya seperti pakaian (kesempatan untuk kembali mengumpulkan tenaga agar tenang beristirahat) sebelum tidur kita letih dari berbagai macam pekerjaan dan aktivitas bahkan sampai stres akhirnya kita tertidur beberapa saat sehingga ketika terbangun kembali fresh dan fikiran kembali jernih, beginilah cara Allah mengembalikan kekuatan kita, kemudian Allah menjadikan waktu siang tempat untuk mencari rezeki dan ini semua adalah merupakan tanda dari tanda – tanda kebesaran Allah Subhanahu wata’ala bagi orang yang berakal, mereka itu adalah yang senantiasa mengingat Allah Subhanahu wata’ala dalam setiap kondisi dan keadaan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah”. jawab beliau”. (HR. Ahmad 4: 188, sanad shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Kita tafakkur mengingat pada penciptaan langit dan bumi, Allah Subhanahu wata’ala:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Ali ‘Imran: 191).

Allah menciptakan langit dan bumi tidak dengan cara kebetulan, main – main, sekedar coba- coba, Allah Subhanahu wata’ala menciptakan segala sesuatunya Itqan (mahir)

Jika kita melihat bagaimana Allah Subhanahu wata’ala menciptakan
makhluk yang kecil sebagai contoh semut yang berada dalam liangnya atau lebah yang ada disarangnya, bagaimana mereka membuat sarang, bagaimana mereka kawin, bagaimana mereka bekerjasama, bagaimana hewan – hewan yang ada dilautan  menjaga diri mereka dari mangsanya, bagaimana mereka mencari rezeki, semua ini telah di atur oleh Allah.

Dialah Allah yang menciptakan segala sesuatunya dan sempurna dalam penciptaannya, dialah Allah yang menuliskan segala sesuatunya dan memberikan petunjuk, hidayah kepada setiap makhluknya tentang bagaimana mereka mencari rezeki, bagaimana mereka melindungi diri, bagaimana mereka membuat rumah, bagaimana mereka memperbanyak keturunan, bagaimana mereka menjaga rumahnya dari serangan mangsa – mangsa yang lain, semua ini jika kita tafakkur memikirkannya maka kita akan mengucapkan Subhanallah (Maha suci Allah Subhanahu wata’ala yang menciptakan segala sesuatunya). Segala sesuatu yang kita lihat mustahil mampu diciptakan oleh selain Allah oleh karena itu surga dan neraka adalah sesuatu yang mudah bagi Allah Subhanahu wata’ala.

Apa yang diturunkan oleh Allah dari langit berupa rezeki seperti hujan yang mampu menghidupkan segala sesuatunya dan apa yang dijanjikan kepada kita berupa surga dan neraka jika bukan surga maka neraka, adapun yang takut kepada kebesaran Allah mendapatkan 2 surga, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga”. (QS. Ar Rahman: 46). 

Mengapa dia mendapatkan 2 surga karena setiap diantara manusia sudah ada tempatnya di surga atau di neraka yang dipersiapkan oleh Allah, kapan seseorang masuk ke dalam neraka berarti kosong tempatnya disurga maka itu diwarisi oleh orang – orang yang beriman ada yang diberikan 2 surga, diberikan 2 istana walaupun sebagian ada yang mengatakan istana dari emas dan istana dari perak dengan berbagai penafsiran dikalangan para ulama.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 09 Sya’ban 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.