spot_img

Riyadhussholihin (Bab Mujahadah) Tekad Yang Kuat Anas bin an-Nadhar Terbunuh Dalam Perang Jihad Sesi 2

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Ketika Tiba Masa Perang Uhud

Perang uhud bagi orang – orang kafir adalah perang pembalasan, mereka balas dendam karena kekalahan mereka pada perang badar, mereka datang menyerang kaum muslimin di kota Madinah, Diawal peperangan kaum muslimin menang melawan orang – orang kafir namun pada akhirnya kaum muslimin kalah kemudian banyak sahabat yang gugur, sebab utama kekalahan kaum muslimin adalah karena ada sahabat yang tidak mendengarkan perintah dan wejangan dari Rasulullah ketika beberapa orang sahabat yang bertugas diatas bukit, Nabi berpesan kepada para pemanah yang berjaga:”Jangan tinggalkan bukit ini apapun yang terjadi, kalian melihat kami kalah atau melihat kami menang jangan tinggalkan tempat ini”.

Berlangsunglah peperangan antara orang kafir dan kaum muslimin yang pada awalnya kaum muslimin menang dengan strategi yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat, dan ketika kaum muslimin hampir sempurna kemenangannya bahkan sudah ada yang mulai mengumpulkan ghanimah, pasukan pemanah mengira perang sudah selesai, mereka kemudian berijtihad, mereka tidak ada niat melanggar perintah Rasulullah tetapi karena mereka berijtihad bahwasanya perang telah selesai maka turunlah mereka.

Khalid bin Walid yang pada waktu itu belum masuk islam yang merupakan panglima perang yang cerdas melihat bukit sudah kosong ia mengatakan:”Ini tempat yang sangat strategis”, ia kemudian memutar arah dengan membawa pasukan khususnya naik diatas bukit dan dihujanilah kaum muslimin dengan panah dari atas bukit sehingga menjadi sebab kaum muslimin kalah bahkan Nabi sampai berdarah, banyak sahabat yang gugur termasuk paman Rasulullah Hamzah juga Anas bin an-Nadhar yang menyebutkan kisahnya sendiri dalam hadist ini.

Ketika melihat kondisi kaum muslimin seperti itu Anas bin an-Nadhar berkata:”Ya Allah, aku meminta maaf kepadamu dari apa yang mereka lakukan (yang beliau maksudkan adalah para sahabat pemanah yang meninggalkan bukit atau yang meninggalkan medan jihad_penj) dan saya berlepas diri dari apa yang mereka lakukan (yang beliau maksudkan adalah orang – orang musrik yang menyerang kaum muslimin_Penj)”, kemudian majulah Anas bin an-Nadhar beliau berjumpa dengan Saad ibn Muadz Radhiyallahu ‘anhu dan berkata:”Ya Sa’ad ibn Muadz, saya melihat surga dan demi tuhannya ka’bah saya sudah mencium baunya surga didekat uhud”, ini adalah karamah yang Allah perlihatkan kepada Anas bin an-Nadhar beliau diperlihatkan surga dan mencium baunya surga sehinga beliau maju dengan perkasa dan gagah berani, Sa’ad kemudian berkata:”Ya Rasulullah apa yang dilakukan oleh Anas bin an-Nadhar pada saat itu tidak bisa saya lakukan, luar biasa apa yang ia lakukan”, Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu menceritakan pamannya dan berkata:”Ketika kami mendapatkan jazadnya tertancap lebih dari 80 luka, ada bekas sabetan pedang atau tusukan tombak atau bekas anak panah, kami mendapatinya telah terbunuh bahkan tubuhnya telah dicincang oleh orang – orang musrik sampai – sampai tidak ada yang mampu mengenalnya”. Adapun yang mengenalnya adalah saudara perempuannya karena bekas yang ada pada tubuhnya, Anas berkata:”Kami melihat dan mengira bahwasanya ayat ini turun kepada beliau dan orang – orang yang kondisinya seperti dia yang terdapat dalam surah Al-Ahzab ayat yang ke 23:

مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّن يَنتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلً

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)”. Anas bin An-Nadhar Radhiyallahu ‘anhu pernah berjanji dihadapan Nabi dengan berkata:”
Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Aku tidak sempat bergabung dalam peperangan pertama melawan orang-orang musyrik. Sekiranya Allah memberi kesempatan kepadaku untuk melawan orang-orang musyrik, tentu Allah Maha Melihat apa yang aku perbuat dalam perang itu”, sama halnya dengan salah seorang sahabat yang datang membaiat Nabi dengan berkata:”Ya Rasulullah, saya membaiat anda masuk ke dalam agama islam”, ia ikut berjihad setelah berjihad ada ghanimah, Nabi memanggilnya dan memberikan ghanimah kepadanya dengan berkata:”Ini bagianmu”, namun dia berkata:”Ya Rasulullah, bukan untuk ini saya membaiat anda, saya membaiat anda Ya Rasulullah, untuk kemudian terkena anak panah disini dan tembus disini dijalan Allah, sampai ia mempraktekannya pada lehernya”, akhirnya pada perang berikutnya jasadnya ditemukan dalam kondisi seperti yang ia katakan kepada Rasulullah, dia jujur dengan Allah, Allah kemudian menunaikan dari apa yang ia inginkan.

Jadi intinya adalah jujur kepada Allah, jujurlah kepada Allah Subhanahu wata’ala maka Allah akan jujur kepada anda, apa yang bisa kita berikan kepada agama Allah berikanlah dengan jujur kepada Allah Subhananahu wata’ala karena Allah tidak bisa ditipu.

Jadi Anas bin Malik berkata:”Ayat ini turun kepada beliau dan semisal dengan beliau”,  seperti Mushab bin Umair beliau seorang pemuda yang kaya raya, sebelum masuk islam ia mendapatkan fasilitas dari keluarganya dan ibunya yang kaya raya, lelaki yang sangat dimanjakan oleh ibunya dan para wanita berharap agar bisa dipinang oleh Mushab bin Umair, namun ketika beliau masuk islam ia diboikot oleh ibunya dan keluarganya, ia kemudian menjadi pemuda yang kurus, miskin, kemudian ia diutus ke Madinah untuk berdakwah oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berjihad pada perang uhud dan tidak ada yang menutupi tubuhnya kecuali sehelai kain. Nabi ketika melihatnya sangat bersedih, kain ketika ditarik ke kepalanya tersingkap kakinya dan ketika ditarik ke kakinya maka tersingkap kepalanya, Nabi kemudian menyuruh sahabat menutupi kepalanya dan kakinya ditutupi dengan rerumputan, Rasulullah terharu dan ayat ini turun kepada beliau dan semisal dengan beliau semoga kita termasuk yang masih menunggu dan menanti – nanti agar kita juga termasuk pada ayat tersebut insyaAllah. Mereka tidak sedikitpun merubah janjinya kepada Allah Subhanahu wata’ala mereka tidak terfitnah oleh apapun dari kekuasaan, jabatan, pangkat, harta dan semisalnya, ia teguh sampai ia berjumpa kepada Allah dan Allah ridho kepada mereka.  

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 20 Jumadil Akhir 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.