spot_img

Semua Nikmat Akan Ditanya Di Hari Kemudian

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Begitu banyak nikmat yang Allah Subhanahu wata’ala berikan kepada kita baik berupa nikmat yang zhahir,  nikmat yang batin dan nikmat yang tak terhitung. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. An Nahl: 18).

tugas kita sebagai orang yang beriman adalah bersyukur kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan menjadikan segala nikmat tersebut dalam rangka keta’atan kepada Allah Subhanahu wata’ala, karena setiap nikmat yang kita rasakan akan ditanyakan dan dipertanggung jawabkan di hari kemudian nanti dihadapan Allah Subhanahu wata’ala, suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah makan bersama para sahabatnya dengan makanan yang sederhana dengan kurma dan air zam zam , beliau kemudian berkata:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At Takatsur: 8). Sampai – sampai seorang sahabat bertanya:”sampai hanya sekedar kurma dan air ya Rasulullah kitapun akan ditanya dihari kemudian nanti”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata benar sambil menyebutkan ayat diatas.

2017 segera kita songsong 2016 berakhir dan akan kita tinggalkan tentu sebagai seorang muslim yang sejati tidaklah pantas kemudian melepas kepergiaan tahun 2016 dan menyongsong tahun 2017 dengan perbuatan yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wata’ala diantaranya adalah berhura – hura dan menghambur – hamburkan harta Allah Subhanahu wata’ala melarang kita dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS. Al Isra’ : 26-27).

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-A’raf: 31).

Kata pemborosan dalam bahasa arab dikenal dengan Mubazzir dan juga Al israf dan keduanya dilarang oleh Allah Subhanahu wata’ala. Apa perbedaan yang paling mendasar diantara keduanya, kata para ulama kita yang dimaksud dengan Mubazzir adalah menghambur – hamburkan harta dalam perkara yang jelas – jelas diharamkan seperti membeli minuman keras atau obat – obat terlarang adapun Al Israf adalah membelanjakan harta pada sesuatu yang mubah yang secara asalnya tidak diharamkan akan tetapi berlebih – lebihan dan kedua hal ini diharamkan dan dilarang dalam agama kita.

Nikmat yang kita pertanggung jawabkan dihari kemudian secara khusus disebutkan nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadistnya. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan kemana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”. (HR.Tirmidzi (no. 2417)).

  1. Masa mudanya kemana ia habiskan padahal masa muda bagian dari umur namun di khususkan kata para ulama karna pentingnya masa muda tersebut mengapa demikian karena dimasa mudalah terkumpul puncak kekuatan, potensi yang mana ketika seorang pemuda kemudian menghabiskan masa mudahnya untuk sesuatu yang haram maka ia memiliki kekuatan untuk itu oleh karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:

Sesungguhnya Allah benar-benar kagum kepada seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah”. (HR. Ahmad 2/263). Shabwah adalah kecendrungan untuk mengikuti dan memperturutkan nafsu yang buruk Dan pantaslah seorang pemuda mendapatkan naungan khusus pada hari kiamat yang disebutkan dalam hadist. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»

Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”. (HR. Bukhari (no. 1357) dan Muslim (no. 1031)).

  1. Dan dari hartanya: adapun harta ada 2 pertanyaannya: dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan

Dari sinilah mengapa orang miskin lebih dahulu masuk surga dibanding dengan orang kaya karena orang kaya yang memilik harta yang banyak ada 2 pertanyaan: yaitu dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan, salah seorang ulama Malik Bin Dinar Rahimahullah pernah suatu ketika bersama dengan para penumpang dalam sebuah kapal ketika kapal itu telah sampai dan sandar di dermaga petugas bea cukai berdiri depan pintu keluar kemudian berkata:”Jangan ada yang keluar dari kapal ini sebelum ada yang membayar pajak atau upeti harta yang ia bawa”, Malik Bin Dinar Rahimahullah kemudian mengambil selendangnya hendak beranjak keluar dari kapal, ia kemudian ditahan oleh petugas dan berkata:”Mana barang – barangnya, bayar pajak”, beliau kemudian berkata:”Saya tidak memiliki apa – apa selain selendang ini”, akhirnya petugas mengatakan:”Silahkan jalan”, ia kemudian berjalan dan mengatakan:”Beginilah kondisi dan keadaan kita dihari kemudian”. Semakin sedikit yang kita miliki maka semakin cepat kita sampai disurga Allah Subhanahu wata’ala.

Namun ini bukan celaan bagi orang – orang kaya karena para sahabat banyak yang kaya, justru kekayaan bisa membuat seseorang cepat sampai ke surga ketika harta yang kita miliki diinfakkan dijalan Allah Subhanahu wata’ala, harta yang kita miliki tidak bisa dibawa mati namun bisa kita kirim dari sekarang yang akan menjadi investasi akhirat kita yang akan kita nikmati ketika kita berjumpa dengan Allah Subhanahu wata’ala

Oleh karenanya hendaknya setiap pergantian tahun disikapi dengan bermuhasabah sebagaimana perkataan Allah Subhanahu wata’ala di dalam Al-Qur’an:

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hasyr : 18).  Dan perkataan Umar Bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu:

Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang karena lebih mudah bagi kalian menghisab diri kalian hari ini daripada besok (hari kiamat). Dan bersiaplah untuk menghadapi pertemuan terbesar. Ketika itu, kalian diperlihatkan dan tidak ada sesuatu pun pada kalian yang tersembunyi.” (Az Zuhd, Ahmad bin Hambal, h. 177).

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin , 02  Rabiul Akhir 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi :
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCIGoaFDkENVOY187i92iRqA

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE : mim.or.id

PIN BBM : D23784F8

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.