spot_img

Tadabbur dan Tafsir Surah Al-Balad Ayat 1-2

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Surah Al Balad adalah surah yang ke 90 dalam urutan Al-Qur’an, surah ini terdiri dari 20 ayat dan 82 kata, 351 huruf, kemudian surah ini termasuk diantara surah makkiyah, membaca surah ini akan mendapatkan kebaikan 3510 sebagaimana hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469).

Allah melipatgandakan kabaikan dan pahala yang diberikan kepada hamba – hambanya dan sungguh Allah Subhanahu wata’ala Maha luas rahmatnya dan keutamaannya.

Allah berfirman:

لَآ أُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِ 

“Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah)”. (QS. Al-Balad : 01).

Negeri yang dimaksud adalah Makkah dan Allah juga bersumpah dengan negeri ini pada ayat yang lain:

وَهٰذَا الْبَلَدِ الْأَمِيْنِ

“dan demi negeri (Mekah) yang aman ini”. (QS. At-Tin : 03).

Yang dimaksud adalah negeri makkah, makkah merupakan negeri yang diberkahi oleh Allah Subhanahu wata’ala, negeri yang dulunya padang tandus, tidak ada kehidupan didalamnya sebagaimana Nabi Ibrahim ketika beliau meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil beliau berdoa kepada Allah:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”. (QS. Ibrahim : 37).

Nabi Ibrahim menyampaikan doa ini sebelum ada air zam-zam, Allah Subhanahu wata’ala memberkahi kota yang mulia ini, disana ada baitullah Al Haram yang setiap kita rindu untuk mengunjunginya dan tidaklah kita melaksanakan satu sholat ditempat tersebut melainkan sebanding dengan 100.000 sholat ditempat – tempat yang lain. Jadi Makkah adalah negeri yang berberkah dan untuk mendapatkan keberkahannya ketika berada ditempat tersebut adalah dengan manfaatkan sebaik-baik waktu kita untuk banyak beribadah terutama sholat di masjidil haram, Rasulullah bersabda:

صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya”. (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173).

Orang – orang arab jahiliyah dulu sangat takut untuk menodai kesucian negeri tersebut bahkan ketika ada seseorang yang diburu untuk dibunuh kemudian ia menyelamatkan diri di negeri yang mulia tersebut maka ia dibiarkan dan ditunggu sampai ia meninggalkan kota makkah, ini menunjukkan keutamaan dan kemuliaan tempat tersebut yang dengannya Allah Subhanahu wata’ala bersumpah diawal surah ini.

وَأَنْتَ حِلٌّۢ بِهٰذَا الْبَلَدِ

“dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini”. (QS. Al-Balad : 01).

Allah Subhanahu wata’ala memilih kota Makkah sebagai tempat tinggal bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di kota Makkah berdakwah untuk mengokohkan tauhid selama 13 tahun lamanya, di kota ini beliau mendapatkan ujian yang sangat berat, termasuk para sahabat yang mengikuti dan beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan ini telah disampaikan oleh paman dari Khadijah binti khuwailid ketika beliau menceritakan kisah pertama kali beliau didatangi oleh jibril dalam rupa aslinya digua hira, Waraka bin Naufal yang merupakan seorang lelaki tua yang buta dan alim terhadap taurat kemudian berkata:”Sesungguhnya yang datang kepadamu itu disebut annamusu akbar yang pernah mendatangi Musa dan tidaklah ada seseorang yang didatangi wahyu seperti itu melainkan ia akan diusir dari kampung halamannya”, Nabi kemudian bertanya:”Apakah aku juga termasuk orang yang akan diusir dari negeri ini”, beliau kemudian berkata:”Betul, dan andaikan aku masih hidup maka aku akan menjadi pembelamu“. Jadi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di kota Makkah, makna lain dari ayat ini:

“dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini”. (QS. Al-Balad : 01).

adalah ”Semua yang engkau lakukan dan keputusanmu dinegeri itu wahai Muhammad”, terutama pada tahun ke 8 Hijriyyah pada peristiwa Fathul Makkah yaitu ketika Rasulullah dan para sahabat datang untuk menaklukkan kota Makkah maka semua yang Rasulullah putuskan halal bagi beliau dan Allah ridha dengan apa yang diputuskan oleh Nabi. Ketika beliau masuk ke kota Makkah, para penduduk kota Makkah dikumpulkan mereka dikagetkan dengan kedatangan Rasulullah bersama dengan para sahabat yang mereka tidak duga sebelumnya, mereka ketakutan, mereka mengira Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam akan balas dendam karena dulu di kota Makkah Rasulullah bersama dengan para sahabatnya di intimidasi kemudian disiksa bahkan banyak diantara sahabat beliau yang terbunuh seperti keluarga Yasir dan istrinya Sumayyah yang merupakan wanita pertama yang syahid dijalan Allah begitupula dengan Bilal bin Rabah, Khabbab bin Art, para budak yang tidak memiliki pelindung, Nabi hanya bisa bersedih dan berderai air mata tidak bisa berbuat apa – apa melihat mereka disiksa, Nabi mendoakan mereka agar mendapatkan surga disisi Allah, bahkan pada akhirnya beliau sendiri terusir di kota Makkah, negeri kelahiran beliau yang sangat ia cintai, beliau pernah berkata:”Andaikan kaummu (kota Makkah) tidak mengusirku maka aku tidak akan meninggalkanmu selamanya“,

Setelah berjalan beberapa tahun Allah memberikan kekuatan kepada Rasulullah dan para sahabatnya untuk menaklukkan kota Makkah, ketika Rasulullah dan para sahabatnya telah sampai dikota Makkah penduduk kota Makkah mengira Rasulullah akan balas dendam, Rasulullah kemudian bertanya kepada mereka:

Menurut kalian apa yang saya ingin lakukan kepada kalian”, mereka berkata:”Engkau adalah saudara kami yang mulia, anak dari saudara kami yang mulia”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:”Saya tidak akan mengatakan pada hari ini kecuali seperti yang dikatakan oleh Nabi Yusuf kepada saudara – saudaranya yang menjadi sebab beliau dimasukkan ke dalam sumur kemudian beliau dijual menjadi seorang budak dan beliau dimasukkan ke dalam penjara, bertahun – tahun lamanya Nabi Yusuf merasakan kehinaan tersebut disebabkan karena makar dari saudara – saudaranya namun pada akhirnya Nabi Yusuf mengatakan:”Tidak ada dendam bagi kalian hari ini, Allah telah mengampunkan dosa – dosa kalian”, ini merupakan pelajaran yang sangat berharga yang Nabi ajarkan kepada kita yang mengambil contoh dari Yusuf ‘Alaihissalam agar kita memiliki sifat pemaaf supaya kita dimaafkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, Rasulullah berkata kepada mereka:“Allah sudah mengampunkan dosa – dosa kalian, pergilah, kalian semua bebas, siapa yang masuk ke rumahnya dia aman, siapa yang masuk ke Masjidil Haram dia aman dan siapa yang masuk ke rumahnya Abu Sofyan dia aman”,

Isyarat yang disebutkan oleh para ulama mengapa Nabi mengkhususkan rumah Abu Sofyan padahal 2 yang pertama sudah cukup yaitu siapa yang masuk ke rumahnya dia aman dan yang tidak punya rumah masuk ke Masjidil Haram, Nabi mengkhususkan rumah Abu Sofyan karena pada waktu itu Abu Sofyan sangat diharapkan keislamannya oleh Rasulullah karena dia salah seorang pembesar di kota Makkah sehingga dia diangkat oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam diperlakukan sesuai makamnya dan pada akhirnya dia masuk ke dalam agama islam.

Termasuk orang – orang yang disebut oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk dibunuh ada 4 orang pada waktu itu yang kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

Bunuh mereka walaupun mereka bergelantungan di kain ka’bah“. Orang – orang yang disebutkan oleh Nabi untuk dibunuh adalah mereka yang keterlaluan dan luar biasa mengganggu dan menyiksa orang – orang islam dulu di Makkah diantara mereka adalah Ikrimah bin Abu Jahal, Ikrimah melarikan diri kemudian naik diatas sebuah kapal, ditengah laut beliau dihantam badai kemudian dia berkata:”Jika saya berdoa dengan ikhlas dan diselamatkan oleh Allah maka saya berjanji untuk meletakkan tanganku diatas tangannya Muhammad membaiatnya”, Allah Subhanahu wata’ala menyelamatkannya kemudian datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
menyatakan keislamannya, ketika masuk islam beliau menjadi salah satu sahabat yang mulia yang dimuliakan oleh Rasulullah bahkan beliau berpesan kepada para sahabat dengan berkata:”Jika Ikrimah ada di majelis jangan sebut bapaknya Abu Jahal“, Rasulullah berkata:”Abu Jahal fir’aunnya ummat ini”, dia dilaknat oleh Allah Subhanahu wata’ala.  Beda Abu Jahal dan Abu Lahab, Abu Lahab adalah paman dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adapun Abu Jahal bukan paman dari Rasulullah, olehnya jangan ada diantara kita berkata bahwa Abu Jahal adalah Abu Lahab, Rasulullah pernah berkata dalam doanya:

Ya Allah jayakan islam diantara salah satu dari 2 umar yaitu Amr ibn Hisyam (Abu Jahal) atau Umar bin Khattab”, dan Allah mengabulkan doa Rasulullah dengan memberikan hidayah kepada Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu.

Jadi Allah ridho dengan keputusan Rasulullah Shallalllahu ‘alaihi wasalam untuk membunuh mereka yang pernah menyiksa kuam muslimin dahulu di Masjidil Haram dan keputusan beliau adalah merupakan keadilan untuk penduduk kota Makkah.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 07 Jumadil Akhir 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.