spot_img

Tadabbur Surah Al-Insyirah ayat 5-6, Setelah Kesulitan Ada Kemudahan (Sesi 2)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ibnu abbas Radhiyallahu ‘anhuma ketika menafsirkan dan mengomentari ayat ini beliau berkata:”Tidak mungkin satu kesulitan mengalahkan 2 kemudahan”. Dan ini juga yang diucapkan oleh Umar dalam surah yang ia kirim kepada Abu Ubaidah.

Dalam ayat ini terdapat kata Al Usru الْعُسْرِ (kesulitan) dan yusran يُسْرًا (kemudahan) tapi Al Usru diawali dengan Alif Lam sedangkan Yusran tidak ada Alif Lamnya diawal kata, dalam bahasa arab disebut dengan Ma’rifah dan Nakirah, tanda dari Ma’rifah ada Alif Lamnya artinya sudah dikenali adapun Nakirah masih dikira – kira atau dia lebih umum, jika kita mengatakan kitabun maka kita tidak tahu kitab yang mana tetapi ketika kita katakan:”Al-Kitab”, maka kita akan mengetahui jenis kitab itu.

Kata para ulama kita kalau Ma’rifah diulangi 2 kali atau ditetapkan 2 kali maka itu-itu juga tidak ada yang lain, tetapi kalo Nakirah diulangi 2 kali maka beda yang pertama dan beda yang kedua jadi apa maksudnya disini yaitu kesulitan yang pertama yang disebutkan dalam ayat ini itu juga kesulitan yang kedua namun kemudahan yang pertama bukan kemudahan yang kedua inilah makna perkataan Nabi:”Satu kesulitan tidak bisa mengalahkan 2 kemudahan”, ini menunjukkan bahwasanya jalan keluar banyak disiapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadist beliau mengatakan:

وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ، وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Ketahuilah bahwasannya kemenangan itu bersama kesabaran,  dan jalan keluar itu bersama kesulitan, dan bahwasanya bersama kesulitan ada kemudahan”. (HR. Tirmidzi) 

Wahai orang yang tertimpa kesulitan jangan kalian larut dalam kesedihan bergembiralah dan berbahagialah niscaya Allah Subhanahu wata’ala akan memberikan solusi dari yang anda hadapi, sebagian ulama kita mengatakan boleh jadi ada orang yang diberikan jalan keluar dari kesulitannya dari arah yang lain yaitu dengan semakin ia diberikan kesabaran oleh Allah Subhanahu wata’ala, jadi mungkin banyak masalah dan ujiannya namun Allah memberikan kepadanya kesabaran yang dengan kesabaran itu justru ia menikmati musibah dan ujian tersebut, jadi ini kabar gembira dari Allah Subhanahu wata’ala dan hendaknya kita jadikan sebagai Qaidah dalam kehidupan kita bahwasanya dibalik kesulitan itu ada saja kemudahan yang diberikan oleh Allah, bahkan ketika kita melihat tidak ada lagi yang mampu menolong kita maka disinilah terkadang Allah memberikan pertolongannya pada detik – detik terakhir sebagaimana firman Allah didalam Al-Qur’an:

حَتَّىٰ إِذَا اسْتَيْأَسَ الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا جَاءَهُمْ نَصْرُنَا فَنُجِّيَ مَنْ نَشَاءُ ۖ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُنَا عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ

“Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa”. (QS. Yusuf: 110).

Oleh karenanya seorang muslim harus selalu yakin dengan pertolongan dari Allah dan juga banyak berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala, ada beberapa doa yang diajarkan oleh Nabi yang dengannya Allah akan menghilangkan kegelisahan kita, menghilangkan kegalauan kita dan menghilangkan kesedihan kita, diantaranya:

مَا يَمْنَعُكِ أَنْ تَسْمَعِي مَا أُوْصِيْكِ بِهِ، أَنْ تَقُوْلِي إِذَا أَصْبَحْتِ وَإِذَا أَمْسَيْتِ: يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ، يِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

Apa yang menghalangimu untuk mendengar apa yang aku wasiatkan kepadamu? Hendaknya saat berada di pagi dan sore hari engkau mengucapkan:”Wahai Dzat Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. Perbaikilah urusanku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan aku kepada diriku walau hanya sekejap mata“. (HR. Al-Nasai dalam al-Sunan al-Kubra, Al-Bazzar, dan Al-Hakim dan ia menyatakan sahih sesuai syarat muslim. Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 227)

Atau kita membaca sebagaimana perkataan Nabi kepada seorang Shobiyah yang bernama Asma bintu Umais beliau berkata:”Maukah engkau aku ajarkan sebuah ucapan yang ketika engkau ucapkan Allah akan menghilangkan kesedihanmu“, ia mengatakan:”Tentu Ya Rasulullah”, Nabi kemudian berkata ucapkanlah:”Allahu , Allahu Rabbi laa Usyriku Syaiha”, (Tuhanku, saya tidak akan mempersekutukanmu dengan apapun juga), doa ini kita bersandar kepada Allah dan ini termasuk doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sehingga dengan membaca doa ini niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan kita, doa yang lain sebagaimana kata Ibnu Mas’ud, Nabi mengajarkan kepada para sahabat ketika beliau mengajarkan doa ini sahabat bertanya:”Ya Rasulullah tidaklah kami mengamalkannya”, Nabi Berkata:”Tidak pantas orang yang mendengarkannya kemudian ia tidak menghafalkannya atau mengamalkannya”. Siapa yang membaca doa ini Allah akan menghilangkan kesulitannya dan menggantikan kesedihannya dengan kebahagiaan kata Rasulullah.

Tidak perlu pergi rekreasi walaupun ini hukumnya mubah, jika ada masalah terkadang fikiran orang dengan berkata:”Ayo pergi rekreasi atau keluar negeri”, padahal ada liburan bagi kita yang membuat kita dekat dengan Allah yaitu membaca doa dalam sujud kita, tadabburi insyaAllah akan menghilangkan kegelisahan itu. Adapun rekreasi hanya bikin capek, kemudian uang terkuras. Nabi ketika ada yang sulit beliau sholat, jadi orang yang beriman hidupnya selalu bahagia sampai ketika ia diperhadapkan masalah:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya“. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 26 Dzulhijjah 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.