spot_img

Tadabbur Surah Al Mulk Ayat 3-5 Sesi 2

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Setelah kita mengetahui bagaimana Allah menciptakan segala sesuatunya dengan indah dan sempurna maka Allah kemudian memerintahkan kepada kita untuk tidak menyekutukannya dengan apapun, sebagaimana dalam firmannya:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui“. (QS. Al-Baqarah :22).

Pada hari kiamat nanti Allah Subhanahu wata’ala akan bertanya kepada hambanya:”Andaikan engkau  memiliki dunia berserta isinya dan mampu menyelematkan mu dari azab pada hari ini apakah engkau rela untuk memberikannya“, ia kemudian berkata:”Benar ya Rabb“, dia rela mengorbankan segala apa yang ia miliki baik dunia maupun isinya untuk menyelamatkan dirinya, Allah Subhanahu wata’ala berkata:”Sungguh dulu didunia saya meminta yang lebih ringan dari itu namun engkau enggan, saya meminta darimu untuk menyembahku dan tidak mempersekutukanku dengan sesuatu apapun namun engkau enggan dan tidak mau”.

Allah Subhanahu wata’ala menghiasi dunia ini dengan cahaya, Allah berfirman:

فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَىٰ فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا ۚ وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. (QS. Fussilat :12).

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ ۖ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala”. (QS. Al Mulk: 5).

Bintang – bintang dilangit fungsinya ada 3:

  1. Menjadi perhiasan yang indah dilangit
  2. Sebagai pelempar syaithan – syaithan yang berusaha mencuri berita dari langit. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwasanya jin – jin bersusun – susun kelangit untuk mencuri berita dari langit kemudian mereka dilempar oleh para malaikat dengan bintang, adapun yang mereka dengar diatas langit berupa berita yang bocor mereka sampaikan kepada para dukun dan paranormal sehingga para dukun dan paranormal mengetahui sesuatu yang akan terjadi dimasa depan yang kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam telah dicampuri dengan 100 kedustaan, Allah Berfirman:

هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنزلُ الشَّيَاطِينُ، تَنزلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ، يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ

Apakah akan Aku beritakan kepada kalian, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak berbuat jahat/buruk (para dukun dan tukang sihir). Syaitan-syaitan tersebut menyampaikan berita yang mereka dengar (dengan mencuri berita dari langit, kepada para dukun dan tukang sihir), dan kebanyakan mereka adalah para pendusta”. (QS. Asy-Syu’araa’: 221-223).

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaithan-syaithan (dari kalangan) manusia dan (dari kalangan) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)”. (QS Al-An’am: 112).

Jadi jin dan syaithan bekerja sama dengan manusia dari kalangan dukun dan paranormal. Allah berfirman:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. (QS. Al Jin: 6). Mereka saling bekerja sama antara yang satu dengan yang lain, adapun tujuan jin untuk melakukan hal tersebut agar orang – orang semakin tersesat dari jalan Allah Subhanahu wata’ala, dan keuntungan para normal adalah untuk memakan harta manusia dengan cara yang bathil. Jadi antara jin dan manusia saling menguntungkan diatas jalan yang bathil sehingga pada hari kiamat kelak mereka akan ditanya tentang perbuatan mereka, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ ۖ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا ۚ قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

“Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): “Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”.(QS. Al-An’am : 128).

Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk mendatangi dukun dan bertanya kepadanya, Rasulullah bersabda:

Barangsiapa mendatangi peramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari”. (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad”. (HR. Abu Daud).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang al-kuhhaan (para dukun), beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:“Mereka adalah orang-orang yang tidak punya arti (orang-orang yang hina)”. Kemudian si penanya berkata, Sesungguhnya para dukun tersebut terkadang menyampaikan kepada kami suatu (berita) yang (kemudian ternyata) benar. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Kalimat (berita) yang benar itu adalah yang dicuri (dari berita di langit) oleh jin (syaithan), lalu dimasukkannya ke telinga teman dekatnya (dukun dan tukang sihir), yang kemudian mereka mencampuradukkan berita tersebut dengan seratus kedustaan”. (HR Al-Bukhari no. 5429 dan Muslim no. 2228).

Tidak ada yang mengetahui yang ghaib baik dilangit dan dibumi kecuali Allah:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan”. (QS. An Naml :65).

  1. Bintang diciptakan oleh Allah Subhanahu wata’ala agar menjadi petunjuk, Allah berfirman:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui”. (QS. Al An’am :97). Orang orang menjadikan petunjuk tatkala berada diatas laut atau dipadang sahara, atau yang melakukan safar mereka hanya melihat bintang dan mereka tidak tersesat ketika melihat arah dengan bintang, oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Pernah suatu ketika beliau sholat subuh bersama para sahabat dan pada malam tersebut baru saja turun hujan yang deras sehingga masih nampak air hujan dikening Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam karena beliau sujud dari lantai terbuat dari tanah dan masih ada bekas air hujan beliau kemudian berkata:”Hari ini manusia terbagi menjadi 2 ada yang beriman kepada Allah dan kafir kepada bintang-bintang  dan ada yang beriman kepada bintang bintang dan kafir kepada Allah”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dari Rabb-nya, bahwa Dia berfirman:

أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِيْ مُؤْمِنٌ بِي وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ، فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِيْ كَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا، فَذَلِكَ كَافِرٌ بِي مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ.

Di antara hamba-Ku ada yang menjadi beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan:”Kami telah diberi hujan karena keutamaan dan rahmat Allah,’ maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang-bintang. Sedang orang yang mengatakan:”Kami diberi hujan dengan bintang ini dan itu,’ maka itulah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang”. (HR. Al-Bukhari no. 846, 1038, 4147 dan Muslim no. 71).

Jangan menganggap bahwa bintang – bintang mampu memberi manfaat dan mudharat, jangan menganggap bahwa bintang yang menurunkan hujan akan tetapi yang menciptakan bintang itulah yang menurunkan hujan dialah Allah Subhanahu wata’ala.

Ada yang menjadi kufur karena ciptaan Allah dan ada yang beriman karena ciptaan Allah Subhanahu wata’ala:

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah”. (QS. Fussilat : 37).

Jadi semua ciptaan Allah diatas muka bumi ini mendorong kita untuk mentauhidkan Allah sekaligus untuk menjadikan diri kita sebagai hamba yang lemah.

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 06 Dzulhijjah  1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

 

Related Articles

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.