spot_img

Tadabbur Surah Asy-Syams Ayat 10-15, Kebinasaan Kaum Tsamud

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

“dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (QS. Asy-Syams : 10).

Mereka adalah orang – orang yang terjatuh dalam perbuatan maksiat, maksiat apapun yang kita lakukan akan kita bayar dengan harga yang sangat mahal dan akan kita lihat balasannya di dunia sebelum akhirat dan cukuplah maksiat itu mengharamkan kita dari mengerjakan Qiyamullail, merasakan kelezatan dalam beribadah, tilawah Al-Qur’an, bahkan orang yang melakukan maksiat ia lebih sibuk dengan dunia dari pada mengejar akhirat boleh jadi itu hukuman yang Allah turunkan sebagai balasan, oleh karenanya Allah Subhanahu wata’ala mengingatkan kita untuk kita berhati – hati, kemudian selanjutnya pada ayat yang ke 11, Allah berfirman:

كَذَّبَتْ ثَمُودُ بِطَغْوَاهَا

“(Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas”. (QS. Asy-Syams : 11).

Diutus ditengah Tsamud dari kalangan mereka atau saudara mereka yang bernama Sholeh, Allah berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh”. (QS An-Naml: 45). Beliau mendakwahkan tauhid kepada mereka dan tidaklah ada Rasul yang diutus oleh Allah kecuali menyeru untuk mentauhidkan Allah dan menjauhi kesyirikan, Allah berfirm

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut”. (QS. An Nahl: 36).

Nabi Sholeh diutus ditengah kaum Tsamud dan mereka mendustakannya, mereka tidak menerima dakwah Nabi Sholeh ‘Alaihissalam bahkan pada ayat berikutnya Allah mengatakan:

إِذِ انْبَعَثَ أَشْقَاهَا

“ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka”. (QS. Asy-Syams : 12).

Apa maksud ayat ini dijelaskan dalam Surah An Naml:

وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ

“Dan adalah di kota itu sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan”. (QS. An-Naml: 48).

Diantara 9 orang ini ada yang paling celaka, paling sombong dan paling dzalim dan ia adalah pemuka kaum yang bernama Khudar ibn Salif dan inilah yang dimaksud dalam ayat ini ketika mereka meminta kepada Nabi Sholeh dengan berkata:”Jika benar engkau adalah utusan Allah coba tunjukkan kepada kami mukjizat”, Nabi Sholeh kemudian berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala agar diberikan mukjizat lalu beliau bertanya kepada mereka:”Apa yang kalian inginkan“, dengan sombongnya mereka berkata:”Coba hadirkan kepada kami seekor unta yang paling besar yang keluar dari batu yang sangat besar”, Nabi sholeh berdoa kepada Allah dan Allah mengabulkan doanya, tiba – tiba batu besar terbelah dan keluarlah seekor unta yang banyak susunya, Sholeh berkata kepada mereka:”Ini untanya Allah biarkan dia mencari makan jangan ada yang menyentuhnya diantara kalian maka kalian akan mendapatkan azab yang pedih dari Allah”, mereka diuji oleh Allah, Allah berfirman:

فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيَاهَا

“lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: (“Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya”. (QS. Asy-Syams : 13).

قَالَ هَٰذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ

“Shaleh menjawab: “Ini seekor unta betina, ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempunyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu”. (QS. Asy-Syu’ara: 155).

Unta ini sekali dia minum air dia minum dalam jumlah yang sangat banyak. Allah Subhanahu wata’ala menguji mereka sebagaimana disebutkan pada ayat berikut, Allah berfirman:

وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيمٍ

“Dan janganlah kamu sentuh unta betina itu dengan sesuatu kejahatan, yang menyebabkan kamu akan ditimpa oleh azab hari yang besar”. (QS. Asy-Syu’ara: 156).

Namun orang – orang buruk menyeru kepada Khudar Ibn Salif, mereka berkata:”Ya Khudar, Sholeh melarang kita mengganggu unta itu apakah engkau berani untuk menyembelihnya“, mereka bukan hanya menyembelih unta tetapi mereka berkonspirasi untuk membunuh Sholeh ‘Alahissalam, Allah berfirman:

قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

“Mereka berkata: “Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar”. (QS. An-Naml: 49).

Allah membalas tipu daya mereka, Allah berfirman:

وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari”. (QS. An-Naml: 50).

Coba lihat bagaimana akhir dari makar mereka, Allah berfirman:

فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ

“Maka perhatikanlah betapa sesungguhnya akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya”. (QS. An-Naml : 51). Nabi Sholeh kemudian diselamatkan bersama dengan kerabat dan kelaurganya.

Allah berfirman:

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ

“Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak”. (QS. Ibrahim: 42).

Ayat ini peringatan bagi orang – orang yang berbuat dzalim, boleh jadi anda dengan kedzaliman tertawa dan bangga namun orang yang terdzalimi berdoa diakhir malam kemudian doanya diangkat ke langit dalam hadist qudsi ketika doa yang terdzalimi diangkat ke langit, Allah kemudian berkata:”Dengan kekuasaannku, dengan kemuliaanku saya akan menolongmu walaupun sekian waktu yang lama”, jika tidak mendapatkan balasannya di dunia maka dihari kemudian, jika saja kambing yang bertanduk pernah menanduk kambing yang tidak bertanduk dibangkitkan dihari kemudian untuk di qishas setelah itu dikatakan jadilah kalian tanah, setelah hewan – hewan itu jadi tanah, orang – orang kafir berkata:”Aduhai andaikan saya juga seperti tanah“.

Ayat Selanjutnya, Allah berfirman:

فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا

“Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah)”. (QS. Asy-Syams :14).

Khudar ibn Salif hanya sendiri menyembelih unta itu namun mengapa dalam ayat diatas disebutkan kata “Mereka”, faedah yang bisa diambil dari ayat ini yaitu ketika ada kemungkaran yang terjadi dan seseorang tidak mencegahnya dan ia ridha dengan kemungkaran itu maka ia juga mendapatkan azab, inilah bahaya dari sebuah kemungkaran, terkadang ketika kita mencegah kemungkaran ada yang berkata:“Emangnya kau sudah suci urus dirimu sendiri kenapa mengurus orang lain”, padahal maksiat jika dibiarkan  maka juga akan menimpa orang yang tidak berbuat maksiat.

Kata فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ Ulama tafsir berkata:“Mereka dihancurkan oleh Allah dan  tidak ada lagi yang tersisa disebabkan karena dosa mereka, mereka dijadikan rata dengan tanah”.

Allah berfirman:

وَلَا يَخَافُ عُقْبَاهَا

“dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu”. (QS. Asy-Syams: 15).

Dalam hadist Qudsi Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي، وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُوْنِي . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئاً . يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمَخِيْطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ . يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعَمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوْفِيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْراً فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ .[رواه مسلم

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan bisa mendatangkan kemudharatan kepada-Ku lalu menimpakannya kepada-Ku, dan kalian takkan bisa memberikan manfaat kepada-Ku lalu kalian memberikannya kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, seandainya generasi pertama kalian dan generasi akhir kalian, baik dari bangsa manusia dan jin, mereka semua berada pada taraf ketakwaan seseorang yang paling tinggi tingkat ketakwaannya di antara kalian, hal itu takkan menambah kerajaan-Ku sedikit pun. Seandainya generasi pertama kalian dan generasi akhir kalian, baik dari kalangan bangsa jin dan manusia, mereka semua berada pada taraf kedurhakaan seorang yang paling parah tingkat kedurhakaannya di antara kalian, hal itu takkan mengurangi kerajaan-Ku sedikit pun. Wahai hamba-Ku, seandainya generasi pertama kalian dan generasi akhir kalian, baik dari bangsa manusia dan jin, semuanya berdiri di atas tanah yang tinggi, lalu mereka semua meminta kepada-Ku, lalu aku penuhi permintaan mereka, untuk yang demikian itu, tidaklah mengurangi apa-apa yang Aku miliki, kecuali seperti berkurangnya (air tatkala) jarum dimasukkan ke dalam lautan (maksudnya: tak dianggap berkurang, pent.). Wahai hamba-Ku, sesungguhnya itu hanyalah amalan kalian. Aku menghitungnya untuk kalian, kemudian Aku memberikannya (balasannya) secara sempurna kepada kalian, maka barangsiapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah dia memuji Allah. Dan barangsiapa yang mendapatkan yang selain dari itu, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri”. (HR. Muslim).

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 26 Dzulqai’dah 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.