spot_img

Tadabbur Surah At-Tin Ayat 5-6, Manusia Kembali Lemah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Berfirman:

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

“Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”. (QS. At-tin :05).

Disebut أَسْفَلَ sebagaimana di indonesia karena di injak – injak, jadi kata aspal berasal dari bahasa Arab.

Kata أَسْفَلَ juga terdapat dalam firman Allah:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An-Nisa’: 145).

Sebagian para ulama mengatakan:”Manusia secara umum”, karena bagaimanapun gantengnya dan gagahnya, kuatnya pasti dia akan kembali kepada kondisi yang buruk, sebagaimana disebutkan dalam surah Yasin:

وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ

“Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?”. (QS. Yasin: 69).

Tubuhnya menjadi lemah kemudian datang peringatan dari Allah, uban mulai bermunculan diatas kepalanya, penglihatannya mulai rabun, pendengarannya mulai berkurang, Allah berfirman:

 اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ


“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa”. (QS. Ar-Rum : 54).

Jika kita melihat binaragawan dengan tubuhnya yang kekar maka ketahuilah kondisinya tidak demikian ketika dilahirkan.

Dalam riwayat yang lain dibaca dhaaf dan dhuuf perbedaannya kata para ulama dhaaf berkaitan dengan jasad yang dzahir dan dhuuf berkaitaan dengan akal, begitulah manusia jika semakin tua atau diakhir – akhir hidupnya maka akalnya semakin berkurang, misalnya di rumahnya ia berkata kepada istrinya:”Siapa lelaki yang duduk di dekatmu itu”, istrinya berkata:”Anak kita“, menunjukkan ia sudah tidak bisa bedakan anaknya dengan orang lain, dia sudah tidak bisa bedakan beras kepada dengan beras ketan, dia sudah tidak bisa lagi bedakan teh dengan kopi, oleh karenanya dalam dzikir pagi dan petang terdapat doa berlindung di hari tua:

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur”.

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (QS. At-Tin: 6).

Diantara yang paling menjaga seseorang sampai di usia tuanya adalah amalan sholeh dan rajin membaca Al-Qur’an, mungkin kekuatannya melemah tetapi akalnya tetap sempurna insyaAllah bahkan jasadnya juga dipelihara oleh Allah, silahkan survey jarang ada penghafal Al-Qur’an yang pikun, jika kita tidak mampu menghafal Al-Qur’an maka rutinlah atau rajin membaca Al-Qur’an, jangan kita mengatakan saya sudah teratur makan dan rajin berolahraga, tidak demikian Karena Al-Qur’an yang paling menjaga kita, siapa yang menjaga Al-Qur’an dengan menghafalnya maka Al-Qur’an akan menjaganya dengan izin Allah Subhanahu wata’ala.Bagaimanapun ini sunnatullah seseorang akan kembali menjadi lemah dimasa tuanya. Semoga Allah memberikan kepada kita khusnul khatimah.

Penafsiran yang lain dari ayat ini:

ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)“. (QS. At-Tin: 05).

Ulama kita menyebutkan ini untuk orang – orang kafir maksudnya dia diciptakan dengan sebaik – baik penciptaan nanti dihari kemudian dia ditelungkupkan dan dilemparkan ke dalam api neraka. Penghuni neraka nanti ketika dilemparkan ke dalam api neraka tangan mereka diborgol ditengkuk – tengkuk mereka sebagaimana disebutkan dalam surah Ar-Rahman:

يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالْأَقْدَامِ

“Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka”. (QS. Ar Rahman: 41).

Kakinya dari arah belakang diikat kemudian kedua tangannya
diborgol lalu dilemparkan dengan muka yang lebih dahulu sampai

Olehnya kita dilarang tidur dalam keadaan tengkurap karena menyerupai penghuni neraka sebagaimana disebutkan dalam hadist berikut:

عَنِ ابْنِ طِخْفَةَ الْغِفَارِىِّ عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ مَرَّ بِىَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا مُضْطَجِعٌ عَلَى بَطْنِى فَرَكَضَنِى بِرِجْلِهِ وَقَالَ « يَا جُنَيْدِبُ إِنَّمَا هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ ».

Dari Ibnu Tikhfah Al Ghifari, dari Abu Dzarr, ia berkata:“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda:”Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah no. 3724. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih). Olehnya jangan berbaring dengan sesuatu yang dibenci oleh Allah.

  

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Jum’at, 16 Dzulhijjah 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.