mim.or.id – Dosa jariyah adalah dosa yang mengalir walaupun kita telah meninggal dunia dimana ketika kita meninggal dunia maka ditutup lembaran kehidupan kita.
Namun karena dosa jariyah seakan-akan kita masih mengerjakan dosa tersebut.
Inilah dosa jariyah yang terus menerus berlanjut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا
“Dan siapa yang melakukan satu sunnah yang buruk lalu diamalkan (orang lain) sepeninggalnya, maka dia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah itu sepeninggalnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”. (HR. HR. Muslim).
Ada beberapa dosa jariyah yang sering dilalaikan seperti membuka aurat kemudian tersebar di sosial media. Kemudian, mengajak kemaksiatan yang bisa saja masih dilakukan orang lain sekalipun kita sudah wafat.
Tak hanya itu, dosa jariyah juga bisa terjadi jika seorang mengshare video-video porno di sosial media. Serta pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang karena kemungkinan akan diikuti oleh orang-orang setelahnya.
Dalam hadist riwayat Imam Muslim Rahimahullah:
مَا مِنْ نَفْسٍ تُقْتَلُ ظُلْمًا إِلاَّ كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ اْلأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا، ذَلِكَ بِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ
“Tidak ada satu pun jiwa yang terbunuh secara zalim melainkan atas Ibnu Adam yang pertama bagian dari darahnya. Karena dialah yang mula-mula melakukan sunnah (tuntunan/ contoh)pembunuhan“. (HR. Al-Bukhari (2/79) dan Muslim (3/1303)
Membunuh jiwa tanpa hak termasuk dosa besar sebagaimana dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allâh murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan adzab yang besar baginya“. (QS. An-Nisa`:93).
