mim.or.id – Kami kembali menyajikan Khutbah Jum’at dengan judul ‘Hati, ‘Harta’Paling Berharga!’ (Edisi 035, Jum’at 22 Rabiul Akhir 1446 H).
Naskah selengkapnya.

HATI, ‘HARTA’ PALING BERHARGA!
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Segala puji hanya untuk Allah Azza wa Jalla, yang terus-menerus melimpahkan ragam karunianya untuk kita. Termasuk karunia hidup di dunia sebagai seorang muslim yang mentauhidkan Allah Azza wa Jalla. Dari waktu ke waktu, pada setiap kesempatan dimana Allah mudahkan kita untuk beribadah kepadaNya, dan melakukan amal shalih semampu diri, setiap itu pula sepatutnya kita mengungkapkan syukur kepada Allah Ta’ala. Dengan ungkapan syukur itu kita berharap kesempatan beramal shalih itu terus terbuka untuk kita hingga kita dipanggil oleh Allah Azza wa Jalla.
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Hati adalah bagian tubuh yang paling besar kedudukannya, paling besar pengaruh dan dampaknya, paling detil urusannya, paling berat untuk diperbaiki, dan paling rumit kondisinya. Hati adalah penguasa yang dipatuhi (oleh seluruh anggota tubuh). Maka jika “sang raja” itu lurus dan baik, maka seluruh “rakyat”nya pun akan ikut demikian. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَلاَ وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, bahwa dalam tubuh itu adalah segumpal daging, jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Namun jika ia rusak, maka seluruh tubuh pun akan ikut menjadi rusak. Ketahuilah bahwa ia adalah hati.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Karena itu, sangat jelas bahwa ibadah hati merupakan ibadah pokok yang menjadi dasar atas semua ibadah yang dilakukan oleh jasad manusia.
Karenanya, keshalihan jasmani itu sangat bergantung pada keshalihan hati manusia. Jika hati menjadi shalih dengan ketaqwaan dan keimanan, maka jasmani pun seluruhnya menjadi shalih dengan ketaatan dan ketundukan pada Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ
“Tidak akan istiqamah keimanan seorang hamba hingga hatinya menjadi istiqamah.” (HR. Ahmad secara hasan).
Tidak hanya itu, bahkan Allah Ta’ala sendiri telah mengaitkan keselamatan di Hari Kiamat dengan kelurusan dan kebersihan hati manusia. Allah Ta’ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Pada hari dimana tidak bermanfaat harta dan anak keturunan, kecuali yang datang menemui Allah dengan hati yang bersih/lurus.” (Surah al-Syu’ara: 88-89).
Kaum muslimin yang berbahagia!
Di antara hal yang juga menguatkan pentingnya memperhatikan hati adalah bahwa karena salah satu sifat hati yang paling menonjol dan karakternya yang khas adalah mudahnya ia berbolak-balik dan berubah. Hati itu sangat mudah berubah, berganti dan berbalik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَسْرَعُ تَقَلُّبًا مِنَ القِدْرِ؛ إِذَا اسْتَجْمَعَتْ غَلَيَانًا
“Sungguh hati anak cucu Adam itu lebih mudah berubah daripada (kondisi) sebuah panci yang isinya menggelegak panas.” (HR. Ahmad, secara shahih).
Dan hati itu (dalam bahasa Arab disebut) al-Qalbu lantara mudahnya ia berbolak-balik. Karena itu, kita harus berhati-hati dan waspada terhadap berganti dan berbolak-baliknya hati itu.
Karena penting dan urgennya persoalan ini, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak doa memohon keteguhan di atas jalan agama dan keimanan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu banyak berdoa dengan mengucapkan:
يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
‘Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati! Teguhkanlah hatiku di atas agamaMu.’
Maka aku pun bertanya: ‘Wahai Rasulullah! kami telah beriman kepadamu dan kepada semua yang Anda bawa. Apakah Anda khawatir dengan kami?’ Beliau menjawab:
نَعَمْ؛ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أَصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ
‘Tentu saja, (karena) sesungguhnya hati itu berada di antara 2 jari di antara jemari Allah, Dia akan membolak-balikkannya sekehendakNya.’” (HR. al-Tirmidzi secara shahih).
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya hati-hati itu berada di antara 2 jari dari jemari Ar-Rahman, selayaknya hati yang satu. Dia mengarahkannya sekehendakNya. (Maka):
اللَّهُمَّ: مُصَرِّفَ القُلُوبِ؛ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
‘Ya Allah, Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami pada ketaatan padaMu.’” (HR. Muslim).
Lalu dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:
“Aku pernah berkata: ‘Wahai Rasulullah! Kenapa doa yang paling sering engkau ucapkan adalah: Ya Muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala diinika?” Beliau menjawab:
يَا أُمَّ سَلَمَةَ، إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِيٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ؛ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ، وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ
“Wahai Ummu Salamah, sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun melainkan hatinya ada di antara kedua jemari Allah. Maka siapa yang Allah hendaki, akan diluruskannya. Namun siapa yang dikehendakiNya, akan digelincirkannya.” (HR. al-Tirmidzi secara shahih).
Karena itu, salah satu doa kaum beriman yang harus selalu kita ulang adalah doa yang berbunyi:
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau gelincirkan hati-hati kami setelah Engkau beri kami hidayah, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisiMu.” (Surah Ali Imran: 8).
Maka, jamaah yang dimuliakan Allah, tidak ada seorang pun yang dapat berlepas diri dari doa ini, meskipun ia adalah seorang yang shalih dan bertaqwa; karena hati itu selalu berbolak-balik, dan amalan-amalan kita sangat bergantung pada bagaimana akhirnya.
Sehingga ketergelinciran hati itu adalah bencana yang sangat besar, ketertipuannya sangat berbahaya. Bermula dari ketergelinciran dari Allah Ta’ala, namun penghujung dan akhirnya adalah hati yang tertutup hingga kemudian menjadi hati yang mati.
Allah Ta’ala berfirman:
أَفَرَأَيْتَ مَنْ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Artinya:
“Tidakkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan, lalu Allah menyesatkannya di atas ilmu, dan menutup pendengaran dan hatinya, lalu meletakkan penutup pada pandangannya. Lalu siapa yang dapat memberinya hidayah selain Allah? Apakah kalian tidak memikirkannya?” (Surah al-Jatsiyah: 23).
Sehingga mensucikan diri dari penyakit-penyakit hati, serta menjauhi maksiat dan dosa adalah jalan utama untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat; karena penyakit-penyakit hati itu akan melemahkan manusia, dan menjerumuskannya ke lapisan-lapisan kehinaan. Allah Ta’ala berfirman kaum Nabi Musa ‘alaihissalam:
وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُونَنِي وَقَدْ تَعْلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya: ‘Wahai kaumku! Mengapa kalian menyakitiku, padahal kalian mengetahui bahwa aku adalah utusan Allah kepada kalian?’ Maka ketika mereka tergelincir, Allah pun menggelincirkan hati-hati mereka, dan Allah tidak memberikan hidayah kepada kaum yang fasik.” (Surah al-Shaf: 5).
Maknanya bahwa ketika mereka tersesat dan berpaling dari kebenaran dengan sengaja, Allah pun menggelincirkan hati-hati mereka sebagai sebuah hukuman atas kesesatan mereka yang mereka pilih untuk diri mereka sendiri. Allah pun tidak memberi mereka hidayah, karena mereka tidak pantas mendapat kebaikan, dan tidak pantas kecuali dengan keburukan.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Kebutuhan dan hajat kita pada hidayah petunjuk Allah Azza wa Jalla jauh lebih besar dari apapun. Lebih besar daripada kebutuhan kita pada oksigen untuk bernafas, pada makan dan minum. Dan kasih sayang Allah Ta’ala begitu besar kepada kita, sehingga Dia telah membukakan semua kesempatan kepada kita untuk mendapatkan hidayah itu. Mulai dari diutusnya para Nabi dan Rasul, diturunkannya wahyu dan kitab suci, kehadiran para ulama dan majlis ilmu, serta semua kemudahan untuk mengakses ilmu agama.
Karena itu, ketika seorang manusia tersesat, maka itu tidak bisa dianggap sebagai sebuah kezhaliman dari Allah, dan itu tidak bisa jadi alasan bagi mereka; karena itu terjadi lantaran mereka sendiri: karena mereka yang telah menutup pintu hidayah untuk diri mereka sendiri setelah mengetahuinya. Sehingga Allah membalas mereka atas semua itu dengan penyesatan dan ketergelinciran yang tidak mungkin ditolak. Karena itu, dibolak-baliknya hati itu menjadi sebuah hukuman yang adil dari Allah untuk mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
“Dan Kami membolak-balikkan hati-hati dan pandangan mereka, sebagaimana mereka tidak beriman (sejak)awal pertama. Dan Kami akan biarkan mereka dalam kesesatan mereka membuta.” (Surah al-An’am: 110).
Semoga kita semua adalah hamba-hamba yang cerdas dan memanfaatkan semua jalan hidayah itu untuk menjaga keteguhan hati kita di atas jalan Allah, hingga nanti kita berjumpa denganNya di Hari Akhir.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَحَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Mari mendukung program ini dengan berdonasi di:
BSI: 2422554558 atas nama Media MIM