spot_img

Khutbah Jum’at: MELANJUTKAN KEBAIKAN HINGGA MATI…

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،  وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Di hari Jum’at yang penuh berkah ini, Jum’at pertama kita setelah kepergian bulan suci Ramadhan, kita sekali lagi bersyukur kepada Allah Ta’ala, yang kembali mengaruniakan kepada kita kesempatan yang sangat berharga untuk kembali beribadah kepadaNya.

Kesempatan beribadah dan beramal shalih akan selalu menjadi satu karunia terbesar dalam hidup kita, karena itulah tugas utama, itulah alasan utama kehadiran kita semua di muka bumi ini.

Shalawat dan salam tentu tidak boleh terlupakan untuk kekasih hati kita semua, Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang selalu kita rindukan pertemuan dengannya di dalam Surga nanti bersama para Sahabat beliau radhiyallahu ‘anhum.

Jamaah Jum’at yang berbahagia!

Lalu apa setelah Ramadhan? Itulah pertanyaan terpenting yang hari-hari ini harus kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Bulan Ramadhan telah pergi, dan kini kita berada dalam suasana dan kondisi yang tidak lagi sama dengan Ramadhan.

Hari-hari ini perjuangan kita untuk menegakkan penghambaan dan amal shalih mungkin akan jauh lebih berat. Tetapi tetap harus ditunaikan dan dilaksanakan, karena perjalanan kita menuju Allah Ta’ala, perjalanan kita menuju Negeri Akhirat akan terus berjalan hingga kita akhirnya sampai di penghujungnya.

Kehidupan kita di dunia tidak dapat kita hentikan, hingga tiba waktunya ajal kita datang, dan kita semua harus berusaha memastikan bahwa saat kita meninggalkan dunia ini, kita meninggalkannya dalam keadaan muslim.

Allah Ta’ala berfirman:

 يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya:

“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan janganlah kalian mati kecuali kalian dalam keadaan muslim.”  (Surah Ali Imran: 102)

Karena itu, perjuangan melanjutkan kebaikan dan amal shalih di bulan Syawal ini hingga seterusnya dalam hidup kita harus terus berlanjut. Bahkan, secara khusus Allah Ta’ala pernah mengingatkan NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar terus meniti jalan ibadah dan penghambaan kepada Allah Ta’ala sampai kematian datang menjemput.

Allah berfirman:

﴿ وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴾ [الحجر: 99].

 Artinya:

“Dan beribadahlah kepada Tuhanmu (wahai Muhammad) hingga engkau didatangi oleh kematian.”  (Surah al-Hijr: 99)

Karena itu, al-Hasan al-Bashri rahimahullah menyimpulkan berdasarkan ayat ini, bahwa:

إِنَّ اللهَ لَمْ يَجْعَلْ لِعَمَلِ الْمُؤْمِنِ أَجَلاً دُوْنَ الْمَوْتِ

“Sesungguhnya Allah tidak pernah menetapkan batas waktu untuk amalan seorang mukmin selain kematian.”

Dengan kata lain, seorang mukmin tidak pernah mengenal pensiun untuk urusan ibadah dan amal shalihnya.

Maka, seorang mukmin tidak hanya menjaga shalatnya di bulan Ramadhan, tapi ia akan menjaganya sepanjang hayatnya.

Seorang muslim tidak hanya mengendalikan hawa nafsu selama bulan Ramadhan, tapi ia akan melakukannya selama hayat dikandung badan.

Seorang mukmin tidak hanya membaca al-Qur’an di bulan Ramadhan, tapi ia akan terus berusaha menjadikan hari-harinya selalu bersama al-Qur’an.

Seorang muslim tidak hanya bersedekah di bulan Ramadhan, tapi selama Allah Ta’ala masih memberinya degup jantung dan nafas, ia akan berusaha melakukannya sekemampuan diri.

Seperti itulah, jejak para Nabi dan orang-orang shalih sejak dahulu. Mereka tidak pernah terjebak dalam ruang dan waktu tertentu untuk beribadah kepada Allah Ta’ala. Mereka tidak pernah membatasi amal shalihnya hanya pada momen-momen tertentu, karena seluruh hidup mereka adalah momen untuk mengumpulkan sebanyak mungkin amal shalih sebagai bekal pulang menuju Akhirat.

Allah Azza wa Jalla mengabadikan pernyataan Nabi Isa ‘alaihissalam tentang itu di dalam al-Qur’an:

﴿ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ﴾ [مريم: 31].

Artinya:

“Dan Dia (Allah) memerintahkan padaku untuk (menegakkan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku masih hidup.”  (Surah Maryam: 31)

Karena itu, jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah, tidak ada karomah dan kemuliaan bagi seorang mukmin melebihi karomah keistiqamahan di atas jalan ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta’ala.

Sahabat Sufyan bin ‘Abdillah al-Tsaqafy radhiyallahu ‘anhu pernah bercerita bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

يَا رَسُولَ اللهِ: قُلْ لِي فِي الإِسلَامِ قَولًا لَا أَسْأَلَ عَنهُ أَحَدًا بَعدَكَ

Ya Rasulallah, katakanlah padaku satu pesan dalam Islam ini yang aku takkan tanyakan kepada siapapun lagi sepeninggalmu!

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قُل: آمَنتُ بِاللهِ، فَاسْتَقِمْ

“Ucapkanlah: ‘Aku beriman kepada Allah, lalu istiqamahlah (dengan itu).”   (HR. Muslim)

Istiqamah artinya berkomitmen untuk konsisten di atas jalan ibadah dan ketaatan pada Allah Azza wa Jalla.

Maka, inilah perjuangan terbesar kita paska bulan Ramadhan: perjuangan menjaga komitmen dan konsistensi ibadah kita hingga tiba waktunya kita meninggalkan dunia ini, dimana pada saat itu, kita semua perlahan-lahan akan merasakan buah manis dari ibadah dan amal shalih kita selama di dunia ini. Kita akan mulai mencicipi kenikmatan itu di alam kubur kita, dan akan mencapai puncaknya saat kita diperkenankan menginjakkan kaki ke dalam Surga Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

﴿كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (185)﴾ 

Artinya:

“Setiap jiwa akan merasakan kematian, dan kelak kalian hanya akan diberi balasan kalian pada Hari Kiamat. Maka siapa saja yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka ia telah berhasil. Dan tidaklah kehidupan dunia itu kecuali kesenangan yang menipu.”  (Surah Ali Imran: 185).

Semoga kitalah orang-orang sukses itu. Orang-orang yang dijauhkan dari Neraka Allah dan diperkenankan menginjakkan kaki ke dalam SurgaNya.

بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Salah satu bentuk Rahmat Allah untuk kita semua adalah bahwa kesempatan mendapatkan balasan yang spektakuler tidak hanya berhenti di bulan Ramadhan. Di luar bulan Ramadhan, pintu-pintu kebaikan akan selalu terbuka lebar bagi kitu semua.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam misalnya bersabda:

مَن صَلَّى العِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّما قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ، وَمَن صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ

Artinya:

“Siapa saja yang mengerjakan shalat Isya secara berjamaah, maka ia seperti telah melakukan Qiyamullail setengah malam. Dan siapa saja yang mengerjakan shalat subuh secara berjamaah, maka ia seperti telah mengerjakan shalat di sepanjang malam.”   (HR. Muslim)

Dan jangan lupa, di bulan Syawal ini, kita juga diberi kesempatan untuk mendapatkan pahala puasa setahun penuh. Caranya dengan berpuasa hanya 6 hari di bulan Syawal ini.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِنَا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya:

“Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengikutkannya dengan (puasa) 6 hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa selama setahun.”  (HR. Muslim)

Maka, jangan berhenti melanjutkan kebaikan dan amal shalih kita, sampai nanti Allah Ta’ala memanggil kita dalam keadaan mengerjakan amal shalih, insya Allah.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ 

 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً  إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

   رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا

رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ  اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ  

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ 

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.