mim.or.id, Makassar – Ketika seorang ingin pergi ke pasar pasti ada tujuannya, kalo seorang hendak berangkat ke kantor pasti ada tujuannya atau seseorang berangkat sekolah pasti ada pula tujuannya.
Layaknya kehidupan, manusia diciptakan ke bumi pasti ada tujuannya. Lantas apa tujuan hakiki manusia diciptakan?.
Mungkin ada yang beranggapan tujuan hidup untuk makan, untuk memperbanyak kekayaan atau bahkan mencari jabatan yang tinggi.
Namun, tujuan hidup sebenarnya hanyalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, seperti yang terkandung dalam Q.S. Az-Zariyat Ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi/beribadah kepada-Ku.
Berkaitan dengan itu, perintah ibadah juga diserukan dalam salah satu hadist Rasulullh Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُوْلُ : يَا ابْنَ آدَمَ! تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِيْ، أَمْلأْ صَدْ رَكَ غِنًى، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ، وَإِنْ لاَ تَفْعَلْ مَلأْتُ يَدَكَ شُغْلاً، وَلَمْ أَسسُدَّ فَقْرَكْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)” (HR. At-Tirmidzi).
Tak jarang kita temui banyak orang-orang disekeliling kita yang punya jabatan tinggi, harta yang banyak, pasangan yang cantik/gagah, namun selalu merasa tidak tenang dan hatinya tidak damai.
Peristiwa seperti itu bisa saja terjadi dikarenakan orang-orang tersebut keliru mempergunakan segala kenikmatan yang dimilikinya dan tidak memahami tujuan hidu yang hakiki.
Hikmah yang bisa dipetik dari uraian diatas ialah jadikan semua harta, jabatan, pekerjaan, dan segala yang dimiliki dialamatkan hanya untuk beribadah kepada-Nya.
