Home Artikel Aqidah ‘Warisan Ramadhan’: Apakah Ketakwaan Itu Masih Terjaga?

‘Warisan Ramadhan’: Apakah Ketakwaan Itu Masih Terjaga?

0
Ilustrasi Bulan/Unplash

mim.or.id – Sebagai seorang muslim, kita harus memahami dengan baik bahwa kebaikan dan badah kita tidak akan terhenti amal-amal serta tidak mengenal jeda sampai kita dipanggil oleh Allah subhanahu wa taala.

Karena itu Al Imam assyafi’i rahimahullahu taala pernah mengatakan bahwa orang-orang saleh itu orang-orang yang selalu akan menjadi manusia-manusia yang lelah dalam ibadah dan amal saleh di sepanjang zaman karena itu bagi orang-orang saleh sekali lagi tidak ada masa jeda masa rehat untuk melakukan amal.

Salah satu indikator bahwa ibadah kita diterima oleh Allah subhanahu wa taala adalah ketika ibadah itu berhasil memanggil dan mengundang hadirnya ibadah-ibadah yang lain dalam kehidupan kita dan setelah bulan Ramadan Insyaallah kita semua akan melanjutkan kembali kebaikan itu dengan melakukan ibadah yang dianjurkan oleh nabi kita Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.

Baca Juga: Puasa Syawal: Hanya 6 Hari, Ganjaran seperti Berpuasa Setahun!

Ramadan tidak berakhir di bulan Ramadan, tapi Ramadan akan terus berlanjut dalam kehidupan kita. Ramadan harus hadir di sepanjang hari-hari hidup kita di dunia ini sampai kita dipanggil oleh Allah subhanahu wa taala, karena kita harus menjadi hamba yang bertakwa di sepanjang kehidupan kita.

 Itulah sebabnya Ramadan tidak berakhir di bulan Ramadan tapi Ramadan akan terus berlanjut dalam kehidupan kita selama tujuan menunaikan ibadah Ramadan itu adalah menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah subhanahu wa taala maka itu artinya Ramadan harus hadir di sepanjang hidup kita.

Melalui tulisan inilah kita kembali mengingatkan diri kita kita kembali mengulangi kajian kita tentang apa sebenarnya substansi bertakwa kepada Allah subhanahu wa taala itu. Ada banyak definisi takwa yang disebutkan oleh para ulama kita salah satunya definisi yang dinisbatkan kepada Ali Bin Abi thaliib radhiallahu taala Anhu yang mengatakan bahwa.

Unsur pertama takwa itu adalah rasa takut kepada Allah, seorang hamba sejati akan selalu menjaga rasa takutnya kepada Allah dan itu modal utama kita menjalani kehidupan dunia ini.

Baca Juga: Ujian Itu Bernama; Gaza! (Edisi 060, 12 Syawal 1446 H)

Kemudian unsur takwa yang kedua adalah mengamalkan apa yang diturunkan oleh Allah yaitu al-qur’an maka hubungan kita dengan al-qur’an tidak terhenti di bulan Ramadan lalu terputus pada bulan-bulan lainnya hubungan kita dengan al-quran yang sudah terjalin indah di bulan Ramadan harus berlanjut pada bulan-bulan lainnya.

Selanjutnya, unsur takwa yang ketiga kata Ali Bin Abi Thalib adalah merasa cukup dengan apa yang Allah berikan kepada kita. Merasa cukup dengan apa yang Allah karuniakan kepada kita Itulah salah satu nilai penting yang diajarkan oleh bulan Ramadan kepada kita.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

WhatsApp us
Exit mobile version