Home Artikel Aqidah Islam Agama yang Mudah, Tapi Jangan Sampai Dimudah-mudahkan!

Islam Agama yang Mudah, Tapi Jangan Sampai Dimudah-mudahkan!

0
Ilustrasi masjid /Unsplash

mim.or.id – Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika dihadapkan pada dua urusan dan dia adalah ibadah dan kebajikan serta bukan dosa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memilih yang paling ringan diantara keduanya.

مَا خُيِّرَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ قَطُّ إِلاَّ أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا، فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ أَبْعَدُ النَّاسِ مِنْهُ

“Tak pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diberikan pilihan di antara dua perkara, kecuali beliau pasti memilih yang paling ringan di antara keduanya selama perkara itu bukan suatu dosa. Apabila perkara itu suatu dosa, maka beliau adalah orang yang paling jauh darinya.” (HR. Al-Bukhari no.3560 dan Muslim no.2327)

Seorang mukmin jika dihadapkan pada dua pilihan, berpuasa di negeri yang panas atau berpuasa di negeri yang panasnya tidak terlalu, maka baiknya ia memilih berpuasa di negeri yang panasnya tidak terlalu.

Baca Juga: 3 Bentuk Pembuktian Seorang Disebut Hamba yang Bersyukur

Mengapa?, karena itu yang paling mudah untuknya. Mengengaja memilih yang susah-susah dalam ibadah padahal bisa memilih yang mudah diantara keduanya mengakibatkan ia tidak mempunyai wajah dalam pandangan yang ia ketahui dalam agama kita.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah sedikit memberi teguran kepada Aisyah radhiyallahu anha. Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumah Aisyah radhiyallahu anha. Ketika itu, Bersama Aisyah ada seorang wanita.

Kata Nabi, “Siapa wanita ini?” Aisyah menjawab, “Dia adalah si Fulanah yang dikenal dengan banyaknya shalatnya.” Kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Diamlah! Lakukanlah oleh kalian apa yang mampu kalian untuk lakukan. Demi Allah, Allah tidak akan pernah bosan sampai kalian yang bosan terlebih dahulu terhadap ibadah yang kalian lakukan.”

Para ulama tafsir memberikan usulan tafsirnya terhadap hadits yang mulia ini. Mereka mengatakan, “Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah berhenti memberikan pahala dari amalan shaleh yang kalian lakukan sampai kalian berhenti memutuskan untuk berhenti beramal shaleh.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdari urutan-urutan yang selanjutnya menginginkan satu hal dalam amalan shaleh itu. Yang Nabi inginkan adalah keberlangsungan sebuah amalan. Amalan yang paling beliau cinta adalah amalan yang dilakukan secara terus menerus oleh sang hamba, walau sedikit namun dapat dipertahankan dengan sebaik-baiknya.

Kalau begitu, berat ibadah ini terlihat dalam nama yang menjadi label dari ibadah ini. Ingat, semua syariat yang Allah bebankan dipundak kita ini itu dinamakan dengan taklif yang artinya adalah pembebanan.

Apabila ibadah ini merupakan kewajiban dan tidak melaksanakannya ada suatu tebusan yang berbunyi dosa, ganjaran dan azab dari Allah subhanahu wa ta’ala. Jika dia adalah larangan dan kita melanggar larangan itu maka disana juga ada potensi untuk kita mendapatkan ganjaran hukuman dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Baca Juga: Liga Boarding Athirah Vol. 3 Se-Sulselbar, Santri MTQ MIM Juara I Lomba Tahfiz

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Exit mobile version