mim.or.id – Khutbah jum’at dengan tema ‘AKHIRNYA, DZULHIJJAH PUN TIBA’ (Edisi 067, 3 Dzulhijjah 1446 H) kembali tersaji.
Naskah selengkapnya:
‘AKHIRNYA, DZULHIJJAH PUN TIBA’
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Sebuah karunia dan nikmat yang tak terhingga, Allah Ta’ala masih mengaruniakan kita kesempatan hidup sebagai seorang muslim. Menjalani hari-hari di dunia dengan menghambakan diri hanya kepada Allah, dengan mentauhidkan Allah Ta’ala dan mengikuti Sunnah NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kita bersyukur setinggi-tingginya kepada Allah Rabbul ‘alamin, yang mengaruniakan kita hidayah hingga hati kita tergerak untuk hadir di rumah Allah yang penuh berkah ini, pada hari yang berkah ini, Hari Jum’at yang mulia. Semoga kehadiran kita ini menjadi awal untuk hari-hari penghambaan kita yang lebih baik, hingga akhirnya kita dipanggil oleh Allah dalam keadaan husnul khatimah.
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Baru saja kita berada di penghujung bulan Dzulqa’dah, dan hari ini kita telah berada di awal bulan Dzulhijjah yang mulia ini. Kita telah berada pada bagian 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yang disebut sebagai “hari-hari terbaik di dunia”. Tentang itu, Allah Ta’ala berfirman:
وَالْفَجْرِ * وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya:
“Demi waktu fajar, dan demi sepuluh malam (yang mulia)…” (Surah al-Fajr: 1-2).
Para ulama tafsir menjelaskan, bahwa yang dimaksud sebagai “sepuluh malam yang mulia” dalam ayat itu adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Al-Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan:
“Yang dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini adalah hari-hari terbaik dalam setahun. Inilah sepuluh hari yang disebutkan Allah Ta’ala dalam kisah Nabi Musa ‘alaihissalam melalui firmanNya:
“Dan Kami telah menjanjikan Musa 30 malam lalu Kami tambahkan 10 malam, hingga (Musa) pun menyempurnakan janji pertemuan dengan Tuhannya menjadi 40 malam…” (Surah al-A’raf: 142).
Maka (yang dimaksud) 30 hari malam itu adalah (satu) bulan Dzulqa’dah, dan (yang dimaksud) 10 malam adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.” Demikian penjelasan al-Imam al-Qurthubi rahimahuLlah.
Jamaah sekalian yang dimuliakan Allah!
Ini menunjukkan kepada kita, bahwa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini adalah momentum dan musim kebaikan yang tidak boleh kita abaikan begitu saja. Kita yang masih hidup hari ini adalah hamba-hamba yang dipilih oleh Allah untuk mendapatkan kesempatan “10 hari pertama Dzulhijjah”, sementara banyak saudara-saudara kita lainnya yang tidak lagi mendapatkannya, karena mereka sudah lebih dahulu dipanggil oleh Allah Azza wa Jalla.
Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada kita tentang momentum 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini:
مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامِ العَشْرِ أَفْضَلَ مِنَ العَمَلِ فِي هَذِهِ. قالُوا: وَلا الجِهادُ؟ قالَ: وَلا الجِهادُ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمالِهِ، فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ
Artinya:
“Tidak ada amalan yang lebih utama daripada amalan yang dilakukan pada sepuluh hari pertama (di bulan Dzulhijjah) ini.”
Lalu para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad?” Kemudian beliau menjawab: “Tidak pula jihad, kecuali seseorang yang keluar (berjihad) mempertaruhkan jiwa dan hartanya, hingga ia pulang tanpa membawa apapun.” (HR. Al-Bukhari).
Atas dasar inilah, maka momentum 10 hari pertama Dzulhijjah adalah salah satu momentum terbaik untuk memaksimalkan amal-amal shalih kita. Sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah kesempatan terbaik kita untuk mengumpulkan amal-amal shalih terbaik kita.
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah mengatakan:
“Pandangan yang kuat adalah bahwa sebab keistimewaan 10 hari pertama Dzulhijjah adalah karena ia menjadi momentum berkumpulnya berbagai induk ibadah, seperti shalat, puasa, sedekah dan ibadah haji, (sesuatu) yang tidak terjadi pada bulan selainnya.”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Pertanyaannya sekarang: kalau begitu apa saja amal shaleh dan ibadah yang harus kita jaga dan kerjakan dalam momentum istimewa ini?
Yang paling utama, tentu saja adalah menunaikan ibadah-ibadah fardhu yang Allah wajibkan kepada kita, terutama shalat 5 kali sehari-semalam. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam hadits qudsi:
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ
Artinya:
“Dan tidaklah hambaKu mendekatkan diri padaKu dengan satu (amalan) yang lebih Aku cintai daripada (ia mendekatkan diri dengan melakukan) apa yang Aku wajibkan atasnya.” (HR. Al-Bukhari).
Hadits qudsi ini menunjukkan pada kita bahwa dalam beribadah dan beramal shalih, sebelum kita mencari-cari mana yang afdhal, mana yang utama, mana yang banyak pahalanya; maka harus kita ingat tidak ada amalan yang bisa mengalahkan pahala menunaikan apa yang Allah wajibkan dan fardhukan kepada kita!
Karena itu, amalan yang terbaik sepanjang 10 hari pertama Dzulhijjah, bahkan di sepanjang hayat kita adalah menjaga Tauhid kita dari kesyirikan-sebagai aplikasi dari Syahadat La ilaha illaLlah kita-, dan menjaga shalat wajib 5 waktu kita setiap hari.
Tentu saja, sangat baik jika misalnya banyak bersedekah dan menolong orang lain, tapi apa gunanya semua kebaikan itu jika kita melakukan kesyirikan dan menduakan Allah Ta’ala? Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun diperingatkan oleh Allah Ta’ala tentang bahaya syirik ini. Allah berfirman:
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya:
“Sungguh jika engkau (Muhammad) berbuat syirik, maka amalanmu akan benar-benar terputus, dan engkau termasuk orang-orang yang merugi.” (Surah al-Zumar: 65).
Tentu saja, sangat bagus kalau kita memperbanyak shalat sunnah misalnya. Tapi apa gunanya shalat sunnah, jika shalat wajib diabaikan dan dilalaikan?
Kaum muslimin yang berbahagia!
Setelah menjaga dan memastikan semua ibadah wajib kita, maka selanjutnya kita sangat didorong untuk memperbanyak ibadah-ibadah sunnah kita selama 10 hari pertama Dzulhijjah ini.
Di antara amalan-amalan sunnah yang sangat dianjurkan adalah: memperbanyak puasa, khususnya pada tanggal 9 Dzulhijjah atau yang biasa disebut sebagai “Hari Arafah”. Tentang keutamaan puasa Arafah ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ، وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
Artinya:
“Puasa Hari Arafah itu aku berihtisab (berharap) kepada Allah, semoga (puasa Arafah) itu dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan dosa setahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
Bukankah ini sungguh luar biasa, jamaah sekalian? Dengan berpuasa pada 9 Dzulhijjah dengan niat yang ikhlas, kita mendapatkan peluang pengampunan dosa, bukan satu hari, tetapi untuk 2 tahun lamanya: tahun lalu dan tahun depan.
Dan kita tidak boleh lupa, jamaah sekalian, kesempatan luar biasa ini belum tentu terulang tahun depan untuk kita. Karena boleh jadi, inilah puasa 9 Dzulhijjah kita yang terakhir di dunia ini. Karena itu, jika Allah berikan kesempatan kepada kita untuk berjumpa dengan 9 Dzulhijjah tahun ini, jangan lewatkan hari itu kecuali kita dalam keadaan berpuasa karena Allah.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Selain menjaga ibadah-ibadah fardhu kita dan memperbanyak puasa terutama puasa 9 Dzulhijjah, tentu saja kita dianjurkan untuk memperbanyak amal-amal shalih lainnya selama 10 hari pertama Dzulhijjah, seperti bersedekah dan memperbanyak tilawah al-Qur’an.
Dan ada satu ibadah yang juga sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak takbir, tahlil dan tahmid, dengan mengucapkan: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, La Ilaha illaLlah, Allahu Akbar, Allahu Akbar waliLlahil hamd.
Tentang ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
Artinya:
“Tidak ada hari yang lebih agung dan lebih dicintai oleh Allah untuk beramal di dalamnya melebihi 10 hari (pertama Dzulhijjah) ini. Karenanya, perbanyaklah tahlil, takbir dan tahmid di dalamnya.” (HR. Ahmad).
Karena itu, perbanyaklah takbiran di 10 hari pertama Dzulhijjah ini, di sela-sela aktifitas dan pekerjaan kita, di rumah, di perjalanan, di ruang-ruang kerja dan bisnis kita; sebagaimana dahulu dilakukan oleh para Sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, bahwa dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma biasa keluar ke pasar pada 10 hari pertama Dzulhijjah sambil bertakbir, sehingga orang-orang pun ikut bertakbir.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ