mim.or.id – Kembali kami menyajikan Khutbah Jum’at dengan tema ‘Intropeksi di Ujung Tahun’ (Edisi 070, 24 Dzulhijjah 1446).
Naskah selengkapnya:
KHUTBAH PERTAMA
‘INTROSPEKSI DI UJUNG TAHUN‘
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Kita ungkapkan setinggi-tingginya rasa syukur hanya kepada Allah Azza wa Jalla yang mengaruniakan kita kesempatan demi kesempatan, yang membukakan untuk kita pintu demi pintu kebaikan dan amal shalih seperti kesempatan yang diberikannya pada kita siang ini, untuk hadir menunaikan ibadah Shalat Jum’at di mesjid ini.
Di luar sana, berapa banyak saudara kita yang tidak diberikan kesempatan berharga seperti ini, entah itu karena sakit, atau bahkan tidak dikaruniai hidayah yang menggerakkannya datang memenuhi panggilan Allah Ta’ala.
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Hari ini, tidak terasa kita telah berada di penghujung tahun 1446 H. Berpuluh-puluh hari, bahkan beratus-ratus hari telah berlalu dalam hidup kita. Berpuluh-puluh siang telah tenggelam, berpuluh-puluh malam telah menggulita. Semuanya hadir dan terjadi bukan tanpa arti dan makna. Allah Ta’ala mengatakan:
يُقَلِّبُ اللَّهُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ ﴾ [النُّور: 44]
Artinya:
“Allah membolak-balikkan malam dan siang, sungguh dalam itu semua benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal.” (Surah al-Nur: 44).
Pesan Allah dalam ayat ini sangat jelas: hanya orang-orang berakal sehat yang dapat mengambil dan menangkap pelajaran dan ibrah di balik silih bergantinya siang dan malam. Orang-orang yang berakal akan selalu berusaha mencari jawaban: kenapa ia dihadirkan oleh Allah di antara silih bergantinya siang dan malam itu?.
Orang-orang yang berakal akan sampai pada titik kesadaran bahwa akan tiba waktunya dimana ia tidak lagi mengalami siang dan malam di dunia ini.Akan tiba waktunya dimana ia akan mati dan tidak lagi menyaksikan matahari terbit di timur dan tenggelam di barat.
Dengan kesadaran seperti itu, seorang hamba yang berakal akan paham bahwa kehadirannya di siang dan malam dunia ini adalah satu-satunya kesempatan baginya untuk menyiapkan bekal akhiratnya.
Suatu ketika, seorang sahabat datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ
Artinya:
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang terbaik?”
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
مَنْ طَالَ عُمُرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ
Artinya:
“Manusia yang panjang umurnya dan baik amalnya.”
Sahabat itu bertanya lagi:
فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟
Artinya:
“Lalu siapakah manusia yang terburuk?”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
Artinya:
“Manusia yang panjang umurnya, namun buruk amalnya.” (HR. Al-Tirmidzi).
Kaum muslimin yang berbahagia!
Renungkanlah pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat dalam ini. Betapa bahwa umur yang panjang tidak pernah menjadi keistimewaan, hingga ia menggunakannya dalam amal shalih. Betapa bahwa keberhasilan kita melewati siang dan malam dalam rentang waktu yang panjang tidak perlu dibangga-banggakan, kecuali jika kita melewatinya dalam ketaatan pada Allah, dengan perjuangan menjauhi kemaksiatan. Itulah manusia terbaik, kata Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebaliknya, jika umur yang panjang itu ternyata hanya dihabiskan dalam kemaksiatan pada Allah dan kezhaliman kepada sesama makhluk, maka apa yang bisa kita banggakan dari umur panjang yang semacam itu?.
Jika kesempatan melewati siang dan malam dalam rentang usia yang panjang itu hanya bergelimang dalam kelalaian dan menghamba pada dunia, pada harta, jabatan dan nafsu; apa yang bisa dibanggakan dari usia panjang seperti itu?.
Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang satu fakta yang kita jalani di setiap pagi yang hadir dalam hidup kita:
كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوبِقُهَا
Artinya:
“Setiap manusia itu memasuki waktu pagi, maka ia akan menjual dirinya (hanya untuk 1 dari 2 hal): apakah ia akan (menjual dirinya dalam ketaatan) hingga ia memerdekakan dirinya (dari Neraka), atau (ia menjual dirinya dalam kemaksiatan) hingga ia membinasakan dirinya (dalam Neraka).” (HR. Muslim).
Maka, kaum muslimin yang berbahagia, di penghujung tahun 1446 Hijriyah ini, marilah kita menengok kurang lebih 350 hari silam yang baru saja kita lalui, coba ingat kembali apakah pada setiap pagi yang kita lalui: kita menjual diri kita dalam ketaatan, atau sebaliknya: kita justru menjualnya dalam kemaksiatan?.
Apakah 350 hari yang berlalu itu: adalah hari-hari yang membuat kita menjadi manusia terbaik di sisi Allah, atau sebaliknya membuat kita menjadi terpuruk dan terhina di sisi Allah?.
Jamaah sekalian yang dimuliakan Allah!
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu kepada diri sangat penting. Kenapa? Karena pertanyaan-pertanyaan introspeksi seperti itu akan menjadi awal langkah taubat dan memperbaiki diri pada sisa usia kita di dunia ini. Itulah yang disebut sebagai muhasabah.
Sahabat mulia, Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu mengingatkan:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوهَا قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا
Artinya:
“Hitung-hitunglah diri kalian sebelum kelak kalian dihisab (pada Hari Kiamat), dan timbang-timbanglah ia sebelum nanti ia akan ditimbang (pada Hari Kiamat).”
Dikisahkan, ada seorang hamba yang shaleh, suatu hari ia duduk dan mulai melakukan muhasabah dan introspeksi pada dirinya. Ia menghitung jumlah usianya, dan ternyata ia telah genap berusia 60 tahun. Lalu ia mencoba menghitung jumlah hari 60 tahun itu, ternyata jumlahnya adalah 21.500 hari.
Dia kemudian merenung: seandainya setiap hari ia melakukan 1 dosa saja, itu artinya ia telah melakukan 21.500 dosa. Saat itulah, ia berteriak dan berkata: “Duhai betapa celakanya aku, jika aku mati, aku akan menghadap Allah dengan membawa 21.500 dosa! Lalu bagaimana pula aku menghadap Allah, sementara setiap hari ada puluhan dosa yang kulakukan?!”
Kaum muslimin yang berbahagia!
Maka renungkanlah kisah ini, jika seorang hamba yang shaleh saja seperti itu gambaran dosanya, lalu bagaimana dengan kita? Coba renungkan, andai kita meninggal dunia hari ini, kira-kira berapa ratus ribu bahkan berapa juta dosa yang akan kita pikul menghadap Allah Azza wa Jalla? Dan bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah pada Hari Kiamat nanti?
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Kelalaian terbesar seorang manusia bukan saat itu lupa menyiapkan masa depan akademiknya. Bukan pada saat lupa menyiapkan masa depan pekerjaan dan bisnisnya. Bukan pada saat lupa menyiapkan masa depan dunianya.
Kelalain terbesar seorang manusia adalah saat ia disibukkan oleh hari-hari dunianya demi mengejar dunia itu sendiri. Kelalaian terbesar adalah saat kita lalai menyiapkan masa depan Akhirat kita. Kelalaian terbesar adalah saat kita lupa bertaubat dan memperbaiki catatan amal kita di hadapan Allah Azza wa Jalla.
Waktu kita akan terus berputar, siang dan malam kita akana terus berganti, hingga akhirnya setiap kita pasti akan tiba di penghujungnya dan harus meninggalkan dunia ini. Jika kita lalai menyiapkan Akhirat, maka kita akan mengalami apa yang Allah sebutkan dalam ayat ini:
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا
Artinya:
“Pada hari saat setiap jiwa akan mendapati kebaikan yang ia lakukan dihadirkan (oleh Allah), dan keburukan yang telah ia lakukan, ia berharap andai saja ia dijauhkan darinya sejauh-jauhnya…” (Surah Ali Imran: 30).
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ