mim.or.id – Dalam riwayat disebutkan:
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيقٍ فَقَالَ وَاللهِ لأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنْ المُسْلِمِينَ لَا يُؤذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الجَنَّةَ
“Ada seorang lelaki berjalan melewati ranting pohon yang ada di tengah jalan, lalu dia berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan singkirkan ranting ini dari kaum muslimin agar tidak menganggu mereka.’ Maka dia pun dimasukkan ke dalam Surga”. (HR. Muslim).
Ini juga pentingnya menghadirkan niat dalam kebaikan dan tentu asas yang paling utama adalah beriman dengan janji Allah Subhanahu wata’ala yang disebut dengan ihtisab (mengharapkan ganjaran disisi Allah Subhanahu wata’ala).
Baca Juga: Khutbah Jum’at: Maksiat yang Membinasakan (Edisi 014, 22 Jum’at, Zulqo’dah 1445)
Oleh karenanya, yang membedakan kualitas amalan seseorang disisi Allah itu adalah kualitas niat dan ihtisabnya, sehingga Nabi menyebutkan dalam hadist tentang puasa:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni”.(HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).
Dan masih dalam riwayat Abu Hurairah dan Aisyah Radhiyallahu anhuma atau dalam shahih Bukhari dan Muslim Rahimahullah, ketika seorang lelaki melewati sebuah jalan ia mendapati duri dijalan, ia kemudian menyingkirkannya.
Baca Juga: Bertawakkallah kepada Allah, Niscaya Dia akan Mencukupkanmu
Allah berterima kasih kepadanya dan Allah mengampunkan dosanya, jadi amalan yang sederhana tetapi dikerjakan dengan penuh keikhlasan dan ia khawatir jangan sampai mengganggu kaum muslimin.
Maka dengannya Allah mengampunkan dosanya dan ia dimasukkan ke dalam surga. Insya Allah ini amalan yang luar biasa. Oleh karenanya jika ingin dikagetkan oleh Allah dengan sesuatu maka sering-sering kita membuat hamba Allah itu kaget dengan kebaikan yang kita lakukan.