mim.or.id – Semua kisah kehancuran para pelaku maksiat dan pendurhaka itu diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an dan dijelaskan baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam didalam sunnahnya.
Bahwa tidak akan pernah ada apapun dan siapapun yang dapat menahan datangnya adzab dari Allah Ta’ala dan semua binasa akan kemaksiatannya itu.
Berkenaan dengan itu, kami menyajikan khutbah Jum’at dengan judul ‘Maksiat yang Membinasakan’ (Edisi 014, 22 Jum’at, Zulqo’dah 1445).
Untuk NASKAH PDF DOWNLOAD DISINI
‘MAKSIAT YANG MEMBINASAKAN‘
Khutbah Pertama
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Kita awali ibadah shalat Jum’at kita hari ini dengan kembali mengungkapkan rasa syukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat tertinggi yang diberikanNya, yaitu nikmat iman dan Islam. Inilah nikmat yang harus kita jaga hingga saatnya tiba meninggalkan kehidupan dunia ini. Dan salah satu cara terpenting untuk menjaga eksistensi nikmat iman dan Islam adalah menjaga diri dari segala bentuk dosa dan kemaksiatan pada Allah Azza wa Jalla.
Setuju atau tidak setuju. Percaya atau tidak percaya. Sejarah kehidupan manusia yang panjang sejak zaman Nabi Adam ‘alaihissalam hingga hari ini telah menunjukkan dan membuktikan bahwa dosa dan maksiat adalah jalan kehancuran dan kebinasaan. Bahwa dosa dan maksiat adalah sumber malapetaka, baik di dunia maupun di akhirat!
Allah Ta’ala berfirman:
فَكُلاًّ أَخَذْنَا بِذَنبِهِ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُون
Artinya:
“Masing-masing (dari mereka) Kami azab karena dosanya. Di antara mereka ada yang Kami timpakan angin kencang (yang mengandung) batu kerikil. Ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur. Ada yang Kami benamkan ke dalam bumi. Dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Tidaklah Allah menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi dirinya sendiri.” (Surah al-Ankabut: 40).
Di dalam ayat ini -jamaah sekalian yang berbahagia- Allah Azza wa Jalla merangkumkan untuk kita sejarah kemaksiatan dan dosa di sepanjang sejarah kemanusiaan. Melalui ayat ini, Allah Ta’ala merincikan kepada apa hukuman dan akibat-akibat yang akan dirasakan manusia saat bersikeras melakoni dan melakukan kemaksiatan itu.
Kita semua mengetahui dengan baik: apa yang telah terjadi pada kaum Nabi Nuh ‘alaihissalam, yang meski telah didakwahi, dinasehati dan diajak dengan lemah-lembut selama 950 tahun oleh Nabi Nuh ‘alaihissalam, tapi mereka tetap keras kepala dan membangkang. Mereka ditenggelamkan dalam gelombang air terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia!.
Lalu ke mana mereka sekarang?
Nama mereka pun hilang tenggelam dalam sejarah dunia, dikenang sebagai manusia-manusia terlaknat. Lalu di Akhirat kelak, mereka akan menjalani penderitaan yang tak habis-habisnya di dalam Jahannam.
Kita semua mengetahui dengan baik: apa yang terjadi Kaum Sodom, yang meski telah didakwahi, dinasehati dan diingatkan namun tetap menolak dan terus memperjuangkan penyimpangan fitrah seksual mereka yang menjijikkan -yang hari ini dilanjutkan oleh para pendukung LGBT-. Kita semua tahu betul bagaimana negeri Kaum Sodom itu diangkat ke langit setinggi-tingginya, lalu dihempaskan kembali ke dasar bumi yang dalam!
Allah Ta’ala mengatakan:
فَجَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ
Artinya:
“Maka, Kami menjungkirbalikkan (negeri itu) dan Kami menghujani mereka dengan tanah yang membatu.” (Surah al-Hijr: 75).
Dan di mana Kaum Sodom itu sekarang?.
Nama mereka pun hilang lenyap, tenggelam dalam kegelapan bumi bersama dengan isu LGBT yang mereka perjuangkan. Dan mereka terkenang sebagai manusia-manusia terlaknat di dunia, untuk selanjutnya di Akhirat akan menjalani adzab tanpa penghujung di dalam Jahannam.
Jama’ah sekalian yang dimuliakan Allah!
Semua kisah kehancuran para pelaku maksiat dan pendurhaka itu diabadikan oleh Allah Ta’ala di dalam al-Qur’an serta dijelaskan oleh Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam Sunnahnya; agar dapat menjadi pelajaran untuk direnungkan oleh setiap kita.
Bahwa seandainya Allah Ta’ala berkehendak, maka Dia Mahakuasa lagi Maha Perkasa untuk menghancurkan kita dengan adzab yang tak terduga seketika itu juga saat kita tenggelam dalam maksiat-maksiat kita.
Bahwa tidak akan pernah ada apapun dan siapapun yang akan dapat menahan datangnya adzab Allah Ta’ala, apalagi melindungi kita darinya jika Allah Ta’ala menetapkan datangnya adzab itu di tengah kampung halaman kita ini!
Tidak presiden, tidak para menteri, tidak gubernur, tidak bupati atau walikota, tidak pula pasukan militer terbaik di dunia! Tidak ada satupun yang dapat menghalangi dan mengalahkan adzab Allah Ta’ala jika Dia telah memutuskan untuk mengirim adzab itu di tengah kehidupan manusia.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
Artinya:
“Katakanlah (wahai Muhammad): Dia (Allah) itulah satu-satuNya yang Mahakuasa untuk mengirimkan adzab dari atas kalian, atau dari bawah pijakan kaki kalian, atau Dia memecah belah kamu menjadi golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan membuat kalian merasakan keganasan satu sama lainnya. Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(-nya).” (Surah al-An’am: 65)
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Nasihat pengingat ini terasa sangat penting untuk kita kemukakan di tengah maraknya pertumbuhan media, sarana dan tempat-tempat maksiat di tengah-tengah kita. Jika dahulu, orang-orang masih cenderung malu untuk memperlihatkan kemaksiatannya, maka sekarang sepertinya rasa malu itu sudah mulai menipis, bahkan menghilang pada sebagian orang.
Bahwa kita tidak mungkin lepas dari dosa itu memang satu kenyataan yang tak terhindarkan. Tidak ada satupun dari kita yang bisa mengklaim dirinya bersih dari dosa dan maksiat, meskipun kita berusaha menjauhinya, karena anak cucu Adam memang sudah ditakdirkan demikian.
Tetapi berbangga-bangga dengan dosa dan maksiat itu satu hal lain. Mempertontonkan dan memfasilitasi kemaksiatan itu satu hal lain. Memviralkan dan menyebarkan kemaksiatan itu satu hal lain.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan:
كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ: عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
Artinya:
“Setiap umatku akan diampuni kecuali orang-orang yang terang-terangan melakukan dosa/maksiatnya. Dan sungguh salah satu bentuk terang-terangan bermaksiat itu adalah ketika seseorang bermaksiat di waktu malam, lalu di pagi hari-setelah Allah menutupi aibnya itu-, ia menceritakan: ‘Wahai Fulan, semalam saya telah berbuat ini dan ini’. Padahal Allah telah menutupi (aibnya) di waktu malam, namun di pagi hari dia (sendiri) yang menyingkap penutup Allah darinya!”.
Bahkan, jamaah sekalian, hari-hari ini banyak orang yang melakukan lebih dari ini!Banyak orang bahkan tidak malu lagi membagikan kemaksiatannya di berbagai media-media sosial.
Jamaah yang dimuliakan Allah!
Dan lebih dari itu semua, kemaksiatan yang dipertontonkan secara terang-terangan adalah salah satu perbuatan yang berpeluang besar mendapatkan adzab dan hukuman dahsyat Allah Azza wa Jalla di dunia sebelum di akhirat nanti.
Ibnu Majah rahimahullah meriwayatkan hadits ‘Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhuma yang bercerita:
“(Suatu hari), datanglah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, lalu bersabda:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ: لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَؤُونَةِ، وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ، وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا، وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ، وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَاسَهُمْ بَيْنَهُمْ
Artinya:
“Wahai kaum Muhajirin! Ada 5 perkara yang jika (dilakukan maka) kalian akan ditimba bala’ karenanya, dan aku memohon perlindungan pada Allah (jangan sampai) kalian ditimpanya:Tidaklah perzinahan terjadi di tengah suatu kaum, lalu mereka mengeksposnya, melainkan akan tersebar penyakit tha’un dan penyakit-penyakit yang belum pernah terjadi pada generasi-generasi sebelum mereka.Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka akan ditimpa paceklik dan penderitaan hidup, serta kezhaliman penguasa terhadap mereka.Tidaklah mereka menolak membayar zakat harta mereka, melainkan hujan dari langit akan ditahan untuk mereka. Dan andai saja bukan karena hewan-hewan melata, pastilah mereka tidak diberi hujan.Tidaklah mereka melanggar perjanjian dengan Allah dan RasulNya, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh selain mereka yang akan merampas sebagian milik mereka.Dan selama para pemimpin mereka tidak berhukum kepada Kitabullah dan (hanya) memilih-milih dari apa yang ALlah turunkan, melainkan Allah akan menimpakan bencana di antara sesama mereka”.
Maka, kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Kemaksiatan yang dibiarkan merajalela, kemaksiatan yang didiamkan, kemaksiatan yang tidak dtegur dan diingatkan; semuanya itu akan mengundang hadirnya adzab dan hukuman Allah Ta’ala.
Sehingga ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa di tengah umat akhir zaman ini akan terjadi banyak gempa bumi, tanah longsor dan ragam bencana lainnya, ada seorang sahabat yang bertanya: “Wahai Rasulullah! Kapankah itu terjadi?” Beliau menjawab:
إِذَا ظَهَرَتِ القَينَاتُ، وَالمَعَازِفُ، وَشُرِبَتِ الخُمُورُ
Artinya:
“Jika mulai tampak/terekspos wanita-wanita pelacur, alat-alat musik, dan khamar (marak) dikonsumsi.” (HR. al-Tirmidzi).
Karena itu, melalui mimbar ini, kami tegaskan bahwa apapun teori para ahli geologi tentang penyebab terjadinya berbagai bencana di dunia, khususnya di Indonesia; itu semua hanya menjelaskan faktor penyebabnya secara geologis.
Tapi semua faktor penyebab bencana itu tidak akan pernah menjadi bencana, kecuali ketika Sang Pencipta alam semesta, Allah Azza wa Jalla memerintahkan bumi untuk berguncang, air laut menggelombang, awan berhenti menurunkan hujan, tanah kehilangan suburnya, dan beragam virus baru terlahir mengguncang kehidupan manusia. Dan semuanya menjadi adzab dan hukuman Allah bagi kemaksiatan dan dosa yang dibiarkan dan dipertontonkan.
Maka semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala, dan memperbaiki sisa-sisa usia yang tersisa di dunia ini untuk kehidupan akhirat yang bahagia, insya Allah.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Di pundak setiap kita sebagai seorang muslim tegak sebuah kewajiban bernama “Amar ma’ruf nahi mungkar”. Kewajiban mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Seorang muslim tidak hanya mengajak pada kebaikan, tapi juga harus hadir berperan mencegah terjadinya sebuah kemungkaran.
Kenapa? Karena sebuah kemungkaran yang dibiarkan pada akhirnya tidak hanya berbahaya bagi para pelakunya, tapi juga berdampak pada kehidupan yang di sekitarnya.
Hari-hari ini kita misalnya membaca sebuah klub malam-yang sebenarnya lebih tepat disebut sebagai sarang perzinahan dan pelacuran-telah dibuka di sebuah lokasi yang sangat strategis.
Klub-klub malam semacam ini tidak perlu diperdebatkan posisinya sebagai sarang kemaksiatan. Bahkan orang-orang yang masuk ke dalamnya pun jika ditanya, mereka paham bahwa hadir ke tempat-tempat itu tidak sama dengan pergi berbelanja ke mall, atau masuk ke gedung perkantoran, apalagi masuk ke masjid!
Klub-klub malam semacam itu tidak perlu didiskusikan lagi posisinya sebagai tempat yang dilaknat Allah, meskipun memberikan pendapatan daerah yang besar.
Maka, sebagai bentuk pertanggunjawaban kita di hadapan Allah Ta’ala nanti, marilah menyatakan pengingkaran dan ketidaksetujuan kita terhadap tempat-tempat semacam itu!.
Bagi yang punya jabatan dan kekuasaan, gunakan posisi itu untuk mengingkari hadirnya sarang kemaksiatan itu.
Bagi yang tidak punya wewenang, sekurang-kurangnya suarakan pengingkaran Anda. Gunakan media-media yang dapat Anda jangkau untuk menunjukkan bahwa Anda tidak ridha, tidak setuju dengan hadirnya klub-klub malam itu.
Ingatlah, bahwa tempat-tempat semacam inilah yang menghancurkan banyak rumah tangga. Tempat-tempat seperti inilah yang menjadi alasan lahirnya banyak koruptor yang terpaksa korupsi untuk membayar kecanduan maksiatnya. Tempat-tempat semacam inilah yang paling banyak merendahkan derajat dan martabat kaum perempuan, karena di sana mereka hanya dijadikan komoditas pemuas nafsu!
Maka, marilah bergerak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar sesuai kemampuan kita masing-masing.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Mari mendukung program ini dengan berdonasi di:
BSI: 2422554558 atas nama Media MIM.