mim.or.id – Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Dibangkitkan setiap hamba itu (dari kuburnya) menurut (susuai) keadaan-apa yang ia mati atasnya.”(Riwayat Muslim).
Hadist ini menyerukan setiap manusia muslim lagi mu’min agar senantiasa berbuat kebaikan kepada siapapun, mengerjakan apa-apa yang diridhai Allah, menetapi sunnah-sunnahnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam segala waktu, tempat dan keadaan.
Juga menyerukan supaya terus menerus memiliki keikhlasan hati dalam mengamalkan segala hal semata-mata untuk Allah Ta’ala, baik dalam ucapan ataupun perbuatan. Kepentingannya ialah agar di saat kita ditemui oleh ajal, maka kematian kitapun menetapi keadaan sebagaimana disebutkan dalam hadist diatas.
Baca Juga: Vaksinasi Santri, Kepala PAUD Qur’an MIM: Komitmen Membentuk Generasi Qur’ani yang Sehat
Sehingga pada hari dibangunkan dari kubur nanti keadaan kitapun sebagaimana halnya apa yang kita tetapi sewaktu kita berada di dunia ini. Semoga kita memperoleh husnul khatimah atau penghabisan yang bagus dan terpuji.
Setiap manusia, setiap hamba akan dibangkitkan dihari kemudian sesuai dengan kondisinya ketika ia meningal, ketika dia mati dalam ketaatan maka dia dibangkitkan bersama dengan orang-orang yang taat, ketika dia mati dalam kemaksiatan maka dia akan dibangkitkan bersama dengan orang-orang yang lalai,
Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali ‘Imran: 102).
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Pimpinan MIM Study Banding ke PPMI Shohwatul Is’ad
Kata para ulama:”Siapa yang hidup diatas sesuatu maka dia akan dimatikan pada sesuatu itu”, jaga keistiqamahan dan minta taufik dari Allah, hidup kita hanya sementara, bersabar dengan sedikit kelelahan dan keletihan dalam ketaatan, agar kita termasuk yang diseru oleh malaikat dengan seruan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an:
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“(sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. (QS. Ar-Ra’ad: 24).