mim.or.id – Kembali kami menyajikan Khutbah Jum’at dengan tema ‘Belajar Lagi Dari Gaza!’ (edisi 048, 24 Rajab 1446 H).
Naskah selengkapnya:
“BELAJAR LAGI DARI GAZA!“
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang berbahagia!
Segala puji kita persembahkan hanya kepada Allah Azza wa Jalla, Sang Mahakuasa, Sang Mahakuat, yang kekuasaanNya tidak dapat dibandingkan apalagi disandingkan dengan siapapun dan apapun. Yang kekuatanNya tidak dapat disamai apalagi dikalahkan oleh siapapun dan apapun. Itulah sebabnya, kita hanya berserah dan menundukkan diri hanya kepadaNya, bukan pada selainNya.
Shalawat dan salam tak henti-hentinya kita ucapkan untuk Sang Nabi terkasih dan Rasul pilihanNya, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang sepanjang hayatnya hingga wafat menjelang, mengerahkan seluruh potensi dan kekuatannya demi menegakkan panji Tauhid, yang mengajak semua manusia untuk tunduk pada satu-satuNya Sang Mahakuasa, yaitu Allah Azza wa Jalla.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Setelah perjuangan jihad lebih dari 470 hari lamanya, akhirnya Penjajah Zionis Yahudi menyerah dan menyepakati untuk melakukan gencata senjata dengan saudara-saudara kita para mujahidin Gaza.
Memang kita takkan mungkin bisa memungkiri, bahwa di sana ada puluhan ribu bahkan mungkin ratusan ribu kaum muslimin yang gugur sebagai syahid, insya Allah. Ada ribuan bangunan yang telah hancur akibat gempuran bom dan rudal Zionis. Ada ratusan ribu kaum muslimin yang terpaksa mengungsi dan kekurangan makanan. Tapi-dan inilah pelajaran pertama dari perjuangan jihad Bumi Gaza ini-sebuah cita-cita mulia, sebuah obsesi mulia memang tidak akan pernah terwujud tanpa sebuah pengorbanan.
Inilah tabiat dan karakteristik kehidupan dunia: tempat untuk menguji kesungguhan dan komitmen kita dalam berjuang meraih impian dan cita-cita mulia kita: Surga Firdaus.
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ
وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ
Artinya:
“Apakah manusia itu mengira mereka akan dibiarkan mengaku: ‘Kami telah beriman’, sementara mereka belum diuji. Sungguh Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka, hingga Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang benar (dengan janjinya pada Allah), dan mengetahui orang-orang yang berdusta.” (Surah al-Ankabut: 2-3).
Setelah perjalanan lebih dari 470 hari dalam kesulitan yang tak terlukiskan, maka menyerah dan tunduknya penjajah Zionis pada gencatan senjata ini jelas adalah sebuah kemenangan, meski bukan puncak kemenangan kaum muslimin. Setidaknya, dalam periode lebih dari 470 hari ini, para mujahidin di Gaza telah berhasil mewujudkan kemenangan-kemenangan berikut ini:
- Dalam menentukan syarat genjatan senjata, para pejuang Hamas-lah yang menentukannya.
- Para mujahidin telah berhasil memaksa Israel membebaskan ribuan tawanan,
- Mereka juga telah membunuh ribuan Tentara zionis
- Setidaknya sudah lebih 1500 tank Merkava telah mereka hancurkan.
- Lebih dari 30 ribu prajurit di pihak pasukan pendudukan yang terluka,
- Lebih dari 150.000 warga zionis akhirnya terpaksa mengungsi,
- Mengakibatkan kerugian ekonomi Israel senilai 34 Miliyar Dollar.
- Mundurnya (tentara zionis) dari seluruh wilayah yang didudukinya
- Adanya kesepakatan pembangunan kembali Gaza serta bebas masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
- dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa jihad ini telah berhasil menghentikan laju normalisasi Arab-Israel.
Jamaah Jum’at yang berbahagia!
Pelajaran kedua dari kemenangan Gaza adalah bahwa kemenangan-kemenangan duniawi hanyalah serpihan-serpihan kecil kesuksesan manusia yang takkan pernah ada apa-apanya dengan kemenangan akhirat nanti.
Karena itu, seorang muslim, seorang mukmin tidak boleh terlalu terpukau dengan kemenangan dan keberhasilan manusia-manusia yang memilih kufur kepada Allah Azza wa Jalla. Sebab itu-sekali lagi-tidak lebih dari sekedar serpihan yang tak ada apa-apanya. Kesuksesan dan keberhasilan manusia dalam kekufuran dan kedurhakaannya kepada Allah Ta’ala tidak lebih dari sekadar remahan-remahan roti kecil yang tak bernilai dibandingkan apa yang telah siapkan untuk mereka di Akhirat nanti.
Karena itu, Allah Ta’ala berfirman:
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ * مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ [آل عمران: 196- 197].
Artinya:
“Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tertipu dengan keberhasilan orang-orang kafir di berbagai negeri. (Itu) hanyalah kesenangan yang sedikit, kemudian tempat kembali mereka adalah Jahannam dan (itu) adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (Surah Ali Imran: 196-197).
Karena itu pula, seorang muslim, seorang mukmin tidak boleh tertipu dengan kemenangan-kemenangan duniawi yang dicapainya, karena itu itu serta merta tidak menjamin ia mendapatkan kemenangan akhirat nanti.
Maka ketika Anda sukses dalam dunia karir Anda, jabatan Anda semakin tinggi, posisi Anda semakin menakjubkan, gaji Anda semakin besar dan berlimpah; berhati-hatilah karena semua kesuksesan itu bisa menjelma menjadi jalan Surga Anda jika semakin mendekatkan Anda kepada Allah, namun jika semua kesuksesan itu semakin menjauhkan Anda dari Allah, maka itulah kesuksesan yang akan menjatuhkan Anda di kehidupan Akhirat nanti.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Pelajaran ketiga dari Bumi Gaza untuk kita adalah bahwa bentuk kemenangan yang Allah Ta’ala karuniakan kepada orang-orang beriman ada banyak ragam dan bentuknya. Tidak melulu kemenangan duniawi atau kemenangan yang sifatnya lahiriah. Bahkan puncak kemenangan paling berharga yang Allah Azza wa Jalla akan karuniakan kepada kita adalah ketika Allah Ta’ala mengaruniakan kematian dalam keadaan muslim, kematian di atas jalan Tauhid untuk kita. Itulah setinggi-tingginya kemenangan yang dirindukan oleh seorang mukmin.
Karena itu, meski tubuhnya harus hancur terkoyak di medan jihad, seorang mukmin rela menerimanya agar dapat mati dalam keadaan muslim, sebagaimana peringatan Allah Ta’ala yang selalu dibacakan pada setiap khutbah Jum’at:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
Artinya:
“Wahai sekalian orang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, dan jangan sekali-kali kalian mati kecuali kalian dalam keadaan muslim.” (Surah Ali Imran: 102).
Mati sebagai seorang muslim adalah kunci utama kemenangan abadi di kehidupan Akhirat nanti.
Karena itu, Jamaah sekalian, dari Bumi Gaza, kita belajar kembali untuk meneguhkan ingatan dan keyakinan kita bahwa kemenangan yang sebenarnya adalah saat kedua kaki kita diperkenankan oleh Allah Ta’ala untuk menginjak Surga Allah Azza wa Jalla.
Rahasia utama ketegaran jiwa kaum muslimin Gaza dalam melewati lebih dari 470 hari yang berat ini adalah keyakinan dan keimanan mereka tentang kehidupan Akhirat. Bahwa kehidupan dunia dengan segala deritanya akan usai dan fana. Bahwa setelah itu ada kehidupan Akhirat yang abadi, yang layak disebut sebagai kehidupan yang sesungguhnya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ [العنكبوت: 64]
Artinya:
“Dan sesungguhnya Negeri Akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, andai mereka mengetahuinya.” (Surah al-‘Ankabut: 64)
Allah Ta’ala juga mengatakan:
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى [الأعلى: 17].
Artinya:
“Dan Akhirat itu jauh lebih baik dan lebih kekal.” (Surah al-A’la: 17).
Maka kesenangan dunia takkan pernah ada apa-apanya dibandingkan kebahagiaan Akhirat. Sebagaimana juga derita dan siksa dunia takkan pernah bisa dibandingkan dengan derita dan siksa Akhirat.
Karena itu, sekali lagi, kesuksesan dan kemenangan hakiki seorang manusia adalah saat namanya ditetapkan sebagai ahli Surga Allah. Sementara kegagalan serta kekalahan hakiki seorang manusia adalah saat namanya ditetapkan sebagai penghuni Neraka Allah, wal iyadzubiLlah!.
Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
[آل عمران: 185].
Artinya:
“Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan kalian hanya akan diberi balasan kalian pada Hari Kiamat. Maka siapa yang dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, maka ia benar-benar telah berhasil. Dan kehidupan dunia ini tidak lebih dari sekadar kesenangan yang menipu.” (Surah Ali Imran: 185).
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Pelajaran terakhir dari Bumi Gaza yang dapat kita pesankan melalui khutbah ini adalah bahwa di sana ada Bumi al-Quds yang menanti sumbangsih perjuangan kita. Di sana ada Masjidil Aqsha, kiblat pertama kaum muslimin, yang menanti torehan jihad-jihad kita semua.
Perjuangan membebaskan Masjidil Aqsha dan Bumi al-Quds akan terus berjalan dan berlanjut. Dan insya Allah, akan selalu ada tentara-tentara Allah yang selalu berjuang dengan jiwa dan raga mereka, yang berjuang dengan harta mereka, yang berjuang dengan opini dan tulisan mereka, yang berjuang dengan apa saja potensi yang dimilikinya meski kedua kakinya tidak berpijak di Bumi Palestina.
Pertanyaan pentingnya adalah apakah kita termasuk satu di antara “tentara-tentara Allah” yang ikut dalam jejak jihad memerdekakan Bumi al-Quds dan Masjidil Aqsha?.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌمُجِيْبُالدّعَوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ غَزَّةَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ، وَارْزُقْهِمْ مِنْ حَلاَلِكَ، وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ وَمَنْ عَاوَنَهُمْ فِيْ عُدْوَانِهِمْ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ