mim.or.id – Kembali kami menyajikan Khutbah Jum’at dengan judul ‘Benarkah Kita Cinta Rasulullah?’ (Edisi 030, Jum’at 17 Rabiul Awal 1446 H).
Naskah selengkapnya;
“BENARKAH KITA CINTA RASULULLAH?”
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
اللهم صلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ ِبِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّار
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla, yang tak henti-hentinya melimpahkan karunia kepada kita semua, termasuk salah satu karunia dan nikmat terbesarNya untuk kita, bahkan untuk kemanusiaan, yaitu diutusnya Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pembawa cahaya petunjuk paling paripurna dan sempurna, yaitu Islam.
Shalawat dan salamlah sepenuh-penuh hati kita ucapkan untuk Baginda Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam, semoga dengan itu kita semua dipantaskan untuk berjumpa dan bersama beliau di Hari Akhir nanti, di dalam Surga Allah Ta’ala.
Kaum muslimin, jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!
Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kewajiban tertinggi kita setelah bersyahadat La ilaha illaLlah. Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kewajiban yang berdampingan dan tidak bisa dilepaskan dari kewajiban mencintai Allah Azza wa Jalla.
Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (التوبة: 24)
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): ‘Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, pasangan-pasangan kalian, kerabat-kerabat kalian, dan harta yang kalian usahakan, perdagangan yang kalian takutkan kerugiannya, serta tempat-tempat tinggal yang kalian ridhai itu lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya serta jihad di jalanNya; maka tunggulah hingga Allah menetapkan ketetapan (adzab)Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (Surah al-Taubah: 24).
Di dalam ayat ini, Allah Ta’ala menyampaikan peringatan yang dahsyat dan keras jika kita mengenyampingkan cinta pada Allah dan RasulNya, lalu lebih memprioritaskan cinta pada segala kecintaan duniawi, mulai dari keluarga, kerabat hingga kekayaan dunia. Di sini dengan sangat jelas kita melihat, bagaimana Allah menggandengkan cinta padaNya dengan cinta pada Rasul-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ: مَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا…
Artinya:
“Tiga hal, siapa yang ada di dalamnya, ia akan mendapatkan manisnya iman, (salah satunya): orang yang Allah dan RasulNya lebih dicintainya daripada selain keduanya…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dalam kesempatan lain, secara spesifik Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan kewajiban mendahulukan cinta pada beliau atas apapun dengan berpesan:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ والِدِهِ ووَلَدِهِ والنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Artinya:
“Tidak beriman seorang kalian hingga aku (Rasulullah) lebih ia cintai daripada orangtuanya, anak dan seluruh manusia.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Pesan ini dengan jelas menunjukkan bahwa keimanan kita sebagai seorang muslim tidak akan pernah sempurna sampai kita membuktikan bahwa cinta kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini tidak boleh mengalahkan cinta kita kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena itu, Jamaah sekalian yang dimuliakan Allah, jika kita berbicara tentang siapakah yang paling berhasil membuktikan cintanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam? Maka jawabannya adalah murid-murid langsung beliau, yaitu para Sahabat radhiyallahu ‘anhum.
Jika berbicara tentang cinta pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka para Sahabat beliaulah bintang-gemintangnya!
Coba renungkan kisah sahabat bernama Zaid bin al-Datsinah radhiyallahu ‘anhu, yang pernah menjadi tawanan di tangan Kaum Quraisy. Ia pun diseret keluar meninggalkan kawasan al-Haram untuk dibunuh. Namun sebelum itu dilakukan, orang-orang Quraisy pun menyampaikan tawaran:
“Wahai Zaid, apakah kau mau Muhammad sekarang ini menggantikanmu di tangan kami, lalu kami tebas lehernya, dan engkau bersama dengan keluarga serta anak-anakmu?”
Tapi, sahabat mulia ini justru meneriakkan ucapan legendarisnya: “Demi Allah! Aku bahkan tak pernah rela jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di tempatnya saat ini terkena duri yang menyakiti beliau!”
Allahu Akbar! Bisalah kita bayangkan sebesar apakah cinta yang memenuhi hati sahabat mulia ini kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga menolak tawaran kenyamanan dan keselamatan dirinya jika harus mengorbankan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Kita juga tidak boleh lupa, kisah 3 orang sahabat yang tidak hadir dalam Perang Tabuk, bagaimana mereka patuh sepenuh-penuhnya pada hukuman yang diberikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengucilkan mereka, termasuk dikucilkan dari istri-istri mereka, menunggu arahan langsung dari Allah Ta’ala.
Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu, salah seorang dari mereka bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang istrinya: “Apakah aku harus menceraikannya? Atau apa yang harus kulakukan?” Rasulullah menjawab: “Tidak, jauhi saja dan jangan mendekatinya.”
Dan mereka pun mematuhinya. Mereka tidak berusaha meminta keringanan, tidak berusaha mengakali perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kenapa? Karena cinta mereka yang begitu besar kepada Baginda mengalahkan cinta mereka kepada apapun dan siapapun!
Allahu Akbar! Begitulah seharusnya membukti-kan cinta pada Baginda Rasul, tanpa harus larut dalam ritual-ritual perayaan yang justru semakin menjauhkan dari jalan sejati Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ikuti dan tepatilah apa ajaran yang diwariskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jangan mengada-ada.
Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah!
Kisah lain yang patut kita renungkan tentang bagaimana seharusnya membuktikan pada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah kisah yang dituturkan oleh Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, salah seorang istri Baginda Rasul, yang menceritakan:
“Ketika ayat hijab turun:
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
artinya: ‘(Hendaknya) mereka menjulurkan jilbab-jilbab mereka ke atas (tubuh) mereka.’ (Surah al-Ahzab: 59).
para wanita Anshar pun keluar dengan kepala-kepala mereka bagaikan burung-burung gagak disebabkan penutup-penutup (kepala mereka).” (HR. Abu Dawud).
Istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain, Bunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, menceritakan pula:
“Semoga Allah mengasihi wanita-wanita Muhajirin pertama, ketika Allah menurunkan:
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Artinya:
“Dan hendaklah mereka memasangkan kain-kain khimar mereka di atas dada-dada mereka…” (Surah al-Nur: 91).
Mereka merobek kain-kain penutup jendela mereka, lalu menutupi tubuh mereka, hingga mereka mengerjakan shalat subuh dengan menutupi kain seakan-akan di atas kepala mereka ada burung-burung gagak.” (HR. Al-Bukhari).
Coba lihatlah, bagaimana para sahabat-sahabat wanita itu radhiyallahu ‘anhunna tanpa banyak basa-basi, tanpa banyak mempersoalkan, tanpa banyak mengada-ada, mematuhi wahyu yang disampaikan oleh Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Karena itu, dari para Sahabat dan Sahabiyyat radhiyallahu ‘anhum itu kita belajar bahwa jalan membuktikan cinta kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya satu: patuhi segenap perintahnya, jauhi segenap larangannya, tidak lebih dan tidak kurang. Jangan mengada-ada, jangan terjebak dalam ritual-ritual perayaan cinta yang justru menjauhkan kita dari ajaran beliau yang sejati.
Itulah sebabnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى” قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: “مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى“.
Artinya:
“Setiap umatku akan masuk Surga kecuali orang yang enggan.” (Para sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan itu?” Beliau menjawab: “Siapa yang menaatiku, ia akan masuk Surga. Dan siapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan (masuk Surga).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Kaum muslimin yang berbahagia!
Sekali lagi, tidak ada yang paling mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar melebihi bagaimana para Sahabatnya radhiyallahu ‘anhum mencintai beliau. Karena itu, ikutilah jalan mereka dalam membuktikan cinta kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فَي القُرْآنَ العَظِيْمِ, وَنَفَعْنِيْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ, قُلْتُ مَا سَمِعْتُمْ وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُؤْمِنِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ عَلَىْ إِحْسَاْنِهِ ، وَالْشُّكْرُ لَهُ عَلَىْ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَاْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَاْ إِلَهَ إِلَّاْ اللهُ تَعْظِيْمَاً لِشَأْنِهِ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْدَّاْعِيْ إِلَىْ رِضْوَاْنِهِ صَلَّى اللهُ عَلِيْهِ وَعَلَىْ آلِهِ وَأَصْحَاْبِهِ وَإِخوَانِهِ.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Siapakah di antara kita yang tak ingin mendapatkan cinta Allah yang agung?.
Tentu saja setiap kita sangat mengimpikan menjadi hamba yang dicintai Allah. Tapi satu-satunya jalan untuk mendapatkan cinta Allah Azza wa Jalla adalah ittiba’ atau mengikuti apa yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala berfirman:
ﵟقُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُور رَّحِيم (سورة آل عمران: 31)
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): ‘Jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang.’” (Surah Ali Imran: 31).
Maka kerja keras pembuktian cinta kita pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hari-hari ini adalah bagaimana kita berusaha mempelajari Sunnahnya, lalu mengamalkan dan mengikutinya dengan setepat-tepatnya. Cukupkan diri dengan itu semua, dan jangan mengada-ada.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَـٰۤىِٕكَتَهُۥ یُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِیِّۚ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَیۡهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسۡلِیمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ . وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،يَا سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أ نْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا تَقَبَّل مِنَّا وَقِيَامَنَا وَسَائِرَ أَعمَالِنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ لْمُسلِمِين وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ وَأَعدَاءَكَ يَا عَزِيزٌ يَا قَهَّارٌ يَا رَبَّ العَالَمِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Mari mendukung program ini dengan berdonasi di:
BSI: 2422554558 atas nama Media MIM