mim.or.id – Saat kita berada dalam keterpurukan hidup, kadang kala bisikan syaitan datang menghampiri untuk mengarahkan kepada hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Bahkan tak jarang, seseorang sampai pada tahap dia mempertanyakan untuk apa melaksanakan ibadah-ibadah lagi serta apa gunanya. Maka jika seseorang sampai pada tahap ini maka segeralah kembali kepada-Nya.
Baca Juga: Tujuan Kisah-kisah dalam Al-Qur’an (Part 2)
Sebab tidak ada satu amalan ibadah seorang hamba yang tidak berguna utnuk dirinya sendiri kelak. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“…Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Muzzammil: 20).
Dari ayat tersebut, kita dapat mengambil hikmah bahwa selalu dan tetaplah berjuang serta berjalan dalam ketaatan kepada-Nya. Banyak cara yang bisa dilakukan misalnya dengan selalu memberikan kebermanfaatan kepada orang lain.
Apapun yang kita mampu untuk berikan baik dengan harta, fikiran, tenaga, jabatan kita maka Allah akan menolong kita. Sehingga dalam hadistnya, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:
Baca Juga: Workshop PKBM MIM, Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Para Guru
وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah senantiasa menolong hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699).
Jadi ibadah yang kita kerjakan, yang kita laksanakan ini tidak lain untuk kita sendiri. Semoga kita selalu termotivasi untuk berlomba-lomba dalam kebaikan untuk mengerjakan kebaikan apapun yang bisa kita lakukan.