mim.or.id – Berikut beberapa pengantar ilmu kisah (bag. ke-1) dari kitab kisah-kisah dalam Al-Quran lissa’dy:
Kisah secara bahasa adalah mengikuti jejak, secara istilah adalah menyampaikan berita tentang suatu peristiwa yang memiliki tahap-tahap yang saling berkesinambungan.
Kisah dalam Al-Qur’an adalah kisah yang paling benar, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا
“Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?”
(An-Nisa: 87), hal ini karena kisah tersebut sepenuhnya sesuai dengan kenyataan.
Kisah yang paling indah, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانَ
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu.” (Yusuf: 3), hal ini karena kisah tersebut mengandung tingkat kesempurnaan tertinggi dalam balaghah (retorika) dan keagungan makna.
Kisah yang paling bermanfaat, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ
“Sungguh, dalam kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (Yusuf: 111), hal ini karena kuatnya pengaruh kisah-kisah tersebut dalam memperbaiki hati, amal perbuatan, dan akhlak.
Kisah-kisah tersebut terbagi menjadi tiga bagian:
- Kisah para nabi dan rasul, serta apa yang terjadi pada mereka dengan orang-orang yang beriman dan yang kafir kepada mereka.
- Kisah individu dan kelompok yang mengalami kejadian yang penuh hikmah, yang diceritakan oleh Allah Ta’ala, seperti: kisah Maryam, Luqman, orang yang melewati sebuah desa yang roboh, Dzulqarnain, Qarun, Ashabul Kahfi, Ashabul Fil, Ashabul Ukhdud, dan lain-lain.
- Kisah tentang peristiwa dan kaum di zaman Nabi ﷺ, seperti: kisah Perang Badr, Uhud, Khandaq, Bani Quraizhah, Bani Nadhir, Zaid bin Haritsah, Abu Lahab, dan lain-lain.