mim.or.id – Pernah suatu hari, Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam adalah orang yang paling dermawan dan kedermawanannya bertambah di bulan suci Ramadan pada saat Jibril mendatanginya dan mempelajari Al-Qur’an.
Beliau lebih dermawan dari angin yang bertiup yang membawa kebaikan. Ini merupakan kebiasaan rasulullah yang disifatkan oleh Ibnu Abbas beliau adalah seorang yang dermawan tidak pernah beliau dimintai sesuatu dan mengatakan tidak, itulah Rasul kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam.
Kedermawanannya ditingkatkan di bulan suci Ramadan, mengapa demikian? karena berkumpul di dalamnya keutamaan amal yaitu sedekah dan yang kedua adalah keutamaan waktu di bulan suci Ramadan.
Adapun keutamaan sedekah banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkannya di antaranya adalah dilipatgandakan sedekah itu di sisi Allah subhanahu wa taala. Makanya dikatakan harta yang dinfakkan itu pada hakikatnya walaupun secara zahirnya berkurang namun pada hakikatnya tersimpan dan bertambah bahkan dilipatgandakan di sisi Allah.
Baca Juga: Ramadhan Bulan Al-Qur’an: Tiada Hari Tanpa Al-Qur’an!
Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah Ayat 261:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Karenanya pernah suatu ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam menyembelih seekor kambing dan berkata kepada istrinya, Aisyah bagikan kepada tetangga Aisyah kemudian membagikan kambing itu kepada tetangga.
Setelah Rasulullah pulang, beliau, bertanya ‘Apa yang tersisa Wahai Aisyah’?, Aisyah mengatakan semuanya telah pergi ya Rasulullah kecuali satu pahanya yang disukai RasulLah. Tetapi apa jawaban Nabi, justru wahai Aisyah yang pergi itu satu pahanya dan yang tinggal semuanya.
Baca Juga: Keutamaan Niat Puasa: Kunci Sahnya Ibadah Puasa
Sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah tidak disia-siakan oleh Allah bahkan dilipat gandakan digantikan dengan harta yang lebih baik makanya tidak pernah kita dengar ada orang yang jatuh miskin disebabkan Ia rajin bersedekah kepada Allah justru hartanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa taala.
Diberikan ganti yang lebih baik oleh Allah subhanahu wa taala dan dihapuskan dosa-dosanya oleh Allah Subhanahu taala diperbaiki keluarganya dan keturunannya oleh Allah subhanahu wa taala
Karena pada saat kita berbahagia maka kebahagiaan itu akan semakin sempurna ketika kita mampu berbagi dan membahagiakan saudara kita yang lain sebagaimana perkataan yang masyhur dari ahlu hikmah.
“Orang yang paling bahagia adalah orang yang dapat membahagiakan orang lain”
Sumber: Ust. Harman Tajang, Lc., M.H.I. (disadur dalam program Ramadan Healing Eps. 12)