spot_img

Menggapai Rasa Keikhlasan

Dalam kajian Tazkiyatun Nafs bersama dengan Ustadz Harman Tajang, L.C.M.H.I mengupas tentang menggapai rasa keikhlasan. Kata ihklas sendiri sudah sangat sering didengar, namun sangat sulit diterapkan.

Sehingga perlu tetap melakukan intropeksi dan musahabah diri. keikhlasan sendiri merupakan hal yang sangat penting karena persyaratan orang masuk surga harus disertai keikhlasan.

Namun untuk menggapai rasa keikhlasan membutuhkan usaha yang sungguh-sungguh karena bukan perkara yang mudah.

Seperti yang dikatakan Assusi rahimakumullah, barang siapa yang melihat keikhlasan pada keikhlasannya, maka keikhlasan itu masih butuh keihklasan lagi. Sehingga persoalan keikhlasan ini banyak dibahas oleh para ulama-ulama.

Seperti diketahui bahwa salah satu tugas pokok dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah untuk Tazkiyatun Nafs atau untuk menyucikan jiwa. Sebagaiaman firman Allah Subhanahu wa ta’ala,

لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَّفِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Allah mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri; yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Qs. Ali Imran/3 : 164).

Kata Allah Subhanahu wa ta’ala, sungguh beruntung orang-orang yang selalu melakukan penyucian jiwa (Tazkiyatun Nafs). Karena Allah Subhanahu wa ta’ala, menjelaskan bahwa ada dua hal yang harus dipenuhi ketika kita mau amalan kita diterima.

Pertama, mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah Subhanahu wa ta’ala dan kedua mengikuti tuntutan-tuntunan nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam

Dalam surah Kahfi Allah Subhanahu wa ta’ala menjelaskan, barang siapa yang ingin berjumpa dengan Tuhannya, hendaknya dia berbuat amalan-amalan yang baik dan sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Oleh demikian, keikhlasan niat semata-mata karena Allah Subhanahu wa ta’ala menjadi suatu hal yang penting.

Mungkin banyak orang-orang disekeliling kita yang masih mempercayai syirik seperti berdoa dikuburan, pawang hujan, atau menggantung keinginan-keinginan pada benda-benda tertentu.

Selain itu, yang berbahaya juga adalah penyaakit riya yang banyak menjangkit orang-orang dalam beribadah.

Sehingga ada  ulama yang mengatakan bahwa beramal karena manusia adalah syirik dan meninggalkan amalan karena manusia adalah riya.  Jadi tidak ada satupuu amalan yang baik kecuali amalan yang dilakukan karena Allah Subhanahu wa ta’ala.

Sumber: Ust. Harman Tajang, L.C.M.H.I

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.