spot_img

Meraih Cahaya dari Sabar dan Sholat Sesi 3

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Shalat Itu Cahaya

Sholat adalah cahaya didunia dan diakhirat, cahaya ketika didunia berfungsi sebagai pencegah dari perbuatan  keji dan mungkar bahkan seseorang yang menjaga sholatnya akan nampak cahaya diwajahnya, hatinya dan kelak menjadi cahaya didalam kuburnya dan ketika ia dibangkitkan pada hari kiamat maka akan menjadi cahaya saat ia melewati shirath, Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang berjalan dimasjid dimalam hari. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ بُرَيْدَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « بَشِّرِ الْمَشَّائِينَ فِى الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: Dari Buraidah, Dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan pada malam gelap gulita menuju masjid (untuk sholat berjama’ah) bahwa bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat nanti”. (HR Abu Daud).

Pada hari kiamat manusia sangat membutuhkan cahaya karena pada hari itu tidak ada penerangan, gunung, bukit dan pepohonan karena semua diratakan oleh Allah Subhanahu wata’ala 

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa“. (QS. Ibrahim: 48).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ نَقِيٍّ. قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ: لَيْسَ فِيهَا مَعْلَمٌ لِأَحَدٍ

Pada hari kiamat kelak, manusia akan dikumpulkan di bumi yang sangat putih berbentuk bulat pipih dan DATAR, tidak ada tanda (bangunan) milik siapapun di atasnya”. (HR. Bukhari, no. 6521 dan Muslim, no. 2790). Tujuannya agar tidak ada yang mampu bersembunyi dari Allah pada hari itu. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah ‘Rabbku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu melihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi”. (QS. Thaha: 105-107).

Pada hari kiamat manusia akan berada diatas kegelapan tanpa memilki cahaya kecuali orang – orang yang beriman yang menjaga sholatnya dengan baik. Adapun orang yang kafir dan dzalim pada hari kiamat disebutkan oleh Rasulullah dalam hadistnya.

اَلظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Kezaliman itu adalah kegelapan yang berlapis pada hari kiamat”. (HR. Bukhari dan Muslim). Sehingga yang menjadi penerang  atau pelita bagi kita di hari itu adalah amalan sholeh terutama sholat yang kita tunaikan, ketika kita berjalan ke masjid kita membaca doa:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْبِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى لِسَانِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى سَمْعِى نُورًا وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُورًا وَاجْعَلْ خَلْفِى نُورًا وَأَمَامِى نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِى نُورًا وَمِنْ تَحْتِى نُورًا اللَّهُمَّ وَأَعْظِمْ لِى نُورًا

“ALLAHUMMAJ’AL FII QOLBIY NUURON, WAJ’AL FII LISAANIY NUURON, WAJ’AL FII SAM’IY NUURON, WAJ’AL FII BASHORIY NUURON, WAJ’AL KHOLFIY NUURON, WA AMAMAAMIY NUURON, WAJ’AL MIN FAWQIY NUURON WA MIN TAHTII NUURON. ALLAHUMMA A’ZHIM LII NUURON.”

Artinya: Ya Allah, berikanlah cahaya di hatiku, lisanku, pendengaranku, penglihatanku, di belakangku, di hadapanku, di atasku dan di bawahku. Ya Allah berikanlah aku cahaya”. (HR. Abu Daud, no. 1353). 

Kita semua butuh cahaya pada hari kiamat karena Allah berkata semua kalian akan melewatinya para ulama kita mengatakan:”Melewati shirat, dimana shrath adalah tempat tergelincirnya kaki manusia dan pada hari itu ada yang berjalan secepat kilat sebagaimana disebutkan dalam hadist:

الْمُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ وَكَأَجَاوِيدِ الْخَيْلِ وَالرِّكَابِ فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا ( متفق عليه)

Orang Mukmin (berada) di atasnya (shirath), ada yang secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada yang selamat setelah tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan ke dalam neraka. Mereka yang paling terakhir merangkak secara pelan-pelan”. (Muttafaqun ‘alaih)

Kata Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu  tergantung cahaya yang ia miliki ada yang sebesar gunung, ada yang lebih besar darinya susuai dengan amalannya didunia, ada yang memiliki cahaya hanya sebesar lampu dan ada yang sebesar jempol kaki yang kadang hidup dan kadang mati, ia berjalan diatas shirath yang lebih tajam dari mata pedang, lebih tipis  dari rambut dalam keadaan gelap gulita jika cahayanya hidup ia melangkah jika cahayanya mati ia berhenti dan dibawahnya ada pengait seperti besi terbuat dari api neraka yang siap untuk mengait mereka diatas shirath. Adapun orang beriman keadaan mereka disebutkan dalam firman Allah:

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

Pada hari itu, engkau melihat orang-orang mukmin cahaya mereka menerangi dari hadapan da kanan mereka“.(QS. Hadid :12). 

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ، إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri (indah). Kepada Rabbnyalah mereka melihat”. (QS. Al-Qiyaamah: 22-23).

لَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (melihat wajah Allah Ta’ala). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Yunus:26).

Hari ketika Allah tidak menghinakan para Nabi dan orang – orang yang beriman cahaya nampak pada wajah mereka bergembiralah kalian pda hari ini, inilah buah kesabaran kalian dulu berjalan ke masjid dan surga telah menantinya setelah ia melewati shirath.

Adapu orang – orang munafik ketika didunia mereka ikut – ikutan dengan orang mukmin maka pada hari kiamat juga ikut ikutan kepada kaum mukiminin yang memilki cahaya namun dikatakan kepada mereka kembali kalian wahai orang – ornag munafik, cari cahaya sendiri tiba – tiba ada pemisah dinding diantara mereka orang beriman dan orang munafik  bagian dalam dari pintu adalah rahmat bagi ornag – orang yang beriman adapun bagian luarnya azab bagi orang – ornag yag munafik hal ini dilakukan oleh Allah karena sesuai kondisi dan keadaan mereka dulu ketika didunia dimana mereka menyembunyikan kekufuran dalam hati mereka dan menampakkan keislaman pada ucapan mereka.

Oleh karennaya jaga shalat kita dengan baik dalam kondisi apapun tidak ada shalat yang diangkat dari seseorang. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sholat yang wajib beliau kerjakan sampai beliau wafat begitu pula dengan sholat sunnah yang beliau kerjakan begitu banyak. Inilah diantara amalan pembela kita didunia dan diakhirat kelak. Rasululah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

Siapa yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Sedekah Itu Burhan (Saksi)

Menjadi saksi atas kejujuran iman kita kepada Allah Subhanahu wata’ala karena sedekah merupakan salah satu amalan yang berat karena tabiat jiwa manusia adalah kikir, orang yang menunundukkan dan menjaganya demi mengharapkan ridho Allah pada hari kiamat lalu bersedekah maka itulah yang termasuk memiliki kejujuran iman bahkan diantara amalan yang tidak terputus adalah sedekah dijalan Allah Subhanahu wata’ala.

Jadikan hidup kita tiada hari tanpa sedekah berapa pun yang kita sedekahkan karena Allah tidak melihat banyak dan sedikitnya tetapi Allah melihat keikhlasan kita dari apa yang kita sedekahkan, boleh jadi apa yang kita sedekahkan memadamkan amarah Allah Subhanahu wata’ala dan memasukkan kita ke dalam surga yang kata Rasulullah :”Takutlah kepada Allah walaupun sepotong kurma”.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam kembali ke rumahnya ‘Aisyah berkata:”Ya Rasulullah tadi datang seorang wanita dengan 2  anaknya dan saya berikan 3 biji kurma karena ia lapar dan sebelum wanita ini makan kurma anaknya telah lebih dahulu menghabiskannya dan ketika ia telah selesai makan kedua anaknya melihat kurma yang ada ditangan ibunya, ibunya kemudian membelah 2 kurma tersebut lalu memberikannya kepada anaknya, kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam jika ia jujur maka ia termasuk penghuni surga.  Begitupula kisah seorang wanita pezina dimasukkan ke dalam surga karena memberi minum kepada seekor anjing.

Bersambung (Meraih Cahaya dari Sabar dan Sholat Sesi 4)

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 12 Muharram 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

 

 

 

 

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.