spot_img

Riyadhusshalihin (Bab Istiqamah) Bersikap Lurus Menetapi Kebenaran

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ،قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قَارِبُوْا وَسَدِّدُوْا ، وَاعْلَمُوْا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ. قَالُوْا: وَلَا أَنْتَ يَارَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : وَلاَ أنَا ، إِلاَّ أنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ بِرَحمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Bersikaplah yang lurus dan tetaplah dalam kebenaran. Dan ketahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal perbuatannya”. Para sahabat bertanya:”Termasuk engkau, wahai Rasulullah?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Termasuk aku, hanya saja Allah meliputi diriku dengan rahmat dan karunia-Nya”. (HR. Muslim, no. 2816 (76). Ahmad, II/495).

Rasulullah adalah kekasih Allah Subhanahu wata’ala yang dipilih oleh Allah dan dimuliakan oleh Allah dari Nabi dan Rasul yang lain.

Allah tahu tidak ada hambanya yang mampu sempurna dalam keistiqamahan, walaupun demikian kita tetap berusaha, bermujahadah, berusaha mendekati, apabila tergelincir maka berusaha kembali lagi dan bertaubat kepada Allah maka Allah akan menunjukkan kepada kita jalan kebaikan.

Disini juga menunjukkan bahwasanya jangan berhenti dalam ketaatan walaupun ketaatan kita kepada Allah sederhana akan tetapi lanjutkan terus, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit”.

’Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin ’Aisyah:“Wahai Ummul Mukminin, bagaimanakah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam beramal? Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?”, Aisyah menjawab:

لاَ. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَطِيعُ

Tidak. Amalan beliau adalah amalan yang kontinu (rutin dilakukan). Siapa saja di antara kalian pasti mampu melakukan yang beliau Shallallahu ’alaihi wasallam lakukan”. (HR. Muslim)

Lebih baik membaca Al-Qur’an stengah halaman setiap hari dari pada membaca satu halaman namun setelahnya libur sampai 10 bulan, lebih baik setiap malam witir satu rakaat tapi rutin daripada Qiyamullail setengah malam kemudian libur 3 bulan, jiwa manusia seperti itu, oleh karenanya itulah mengapa Nabi mengatakan:”Pelan – pelan saja kalian akan sampai”, orang yang tergesa – gesa diibaratkan oleh Nabi seseorang yang mengendarai kendaraan sampai ia cambuk dengan keras kemudian kendaraannya mati sehingga ia tidak mampu melanjutkan perjalanan.

Jangan dipahami bahwasanya ini adalah bentuk zuhud dalam amalan, selama iman kuat tambahkan amalan lain setelah mengerjakan amalan yang satu tapi jika lagi futur atau melemah jangan meninggalkan amalan itu walaupun yang paling minimal atau sederhana yang dikerjakan, jika lagi bersemangat silahkan Qiyamullail 10 rakaat, 20 rakaat akan tetapi jika lagi melemah jangan pernah meninggalkan qiyamullail walaupun hanya dengan mengerjakan 2 rakaat. Allah Subhanahu wata’ala menyebutkan didalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4) 

“Hai orang yang berselimut, bangunlah pada sebagian malam (untuk sholat), separuhnya atau kurangi atau lebihi sedikit dari itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil”.(QS. AlMuzammil: 1-4).

Betapa banyak kita membuang – buang waktu dalam kehidupan kita andaikan kita rutin membaca satu halaman saja dari Al-Qur’an setiap hari maka ini tidak memakan waktu kecuali beberapa menit atau bahkan hanya 3 menit satu halaman terdiri atas 15 baris, setiap baris kurang lebih 30 huruf, jadi kurang lebih 450 huruf dalam satu halaman dikali dengan 10 yang kata Rasulullah satu huruf bernilai 10 kebaikan maka kita mendapatkan kebaikan sebanyak 4500 setiap hari dalam satu halaman ketika membacanya.

Namun apa yang membuat kita malas untuk melakukannya diantaranya adalah dosa – dosa oleh karenanya perbanyak istighfar kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Nabi mengatakan:”Tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal perbuatannya”. Andaikan ada diantara kita yang terus sujud sampai hari kiamat maka amalannya tidak akan mampu menyelamatkan dirinya pada hari kemudian kecuali rahmat Allah Subhanahu wata’ala, apa sebabnya karena banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita.

Ada orang yang lahir dalam keadaan buta kemudian ada teknologi yang bisa mencangkok mata apakah ada diantara kita yang melihat mau memberikan kedua mata kita kepada orang yang tidak bisa melihat dengan dibayar 5 miliar, tentu kita tidak mau begitupula lidah kita yang normal bisa bicara apakah kita mau memberikan kepada orang yang bisu agar ia bisa bicara kemudian dibayar 10 miliar pasti kita tidak mau, betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada tubuh kita dan silahkan hitung satu demi satu belum lagi dengan fungsi – fungsi yang ada dalam diri kita begitu detilnya peredaran darah kemudian ginjal, hati dan jantung kita sedikit saja yang rusak maka bisa menyebabkan kematian, belum lagi nikmat yang berasal dari luar seperti air yang kita minum, makanan yang kita konsumi, pakaian yang kita gunakan kemudian rumah yang kita tinggali dan kendaraan, semua nikmat ini tidak bisa kita menghitungnya, ini baru nikmat belum lagi dosa yang kita kerjakan yang hampir sebanding dengan amalan yang kita kerjakan, inilah mengapa Nabi mengatakan:”Tidak ada yang masuk surga dengan amalannya kecuali ia dimatikan dengan rahmat dan kautamaan dari Allah Subhanahu wata’ala”. Oleh karenanya dalam dzikir pagi dan petang sering kita membaca:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin Abadan.

Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu)“.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 02 Sya’ban 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.