spot_img

Tadabbur Surah Asy-Syams ayat 8-9, Ketakwaan dan Kesucian Jiwa

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Subhanahu wata’ala bersumpah dalam surah ini dengan menyebut 11 makluknya dan sumpah disebut dengan Al-Qasam, Allah ingin memancing perhatian kita karena ada sesautu yang penting yang Allah ingin sampaikan setelahnya seperti ketika menyampaikan informasi yang penting dan kita ingin meyakinkan orang yang mendengarnya terkadang kita memulainya dengan sumpah dengan berkata:”Demi Allah saya melihatnya, saya mendengarnya”, dalam hal sumpah kita tidak dilarang bersumpah kecuali dengan menyebut nama Allah, adapun Allah berhak bersumpah dengan menyebut makhluknya sebagaimana ayat yang terdapat dalam surah asy –syams, jadi Allah bersumpah dengan menyebut (Matahari dan cahayanya kemudian bulan yang datang setelahnya kemudian waktu siang yang tersingkap cahayanya dan waktu malam dari apa yang diliputinya dan bersumpah dengan langit dan apa yang diciptakan bersamanya yang kokoh kemudian bumi dan apa yang dibentangkannya dan jiwa dan apa yang diciptakannya) inilah 11 hal sumpah Allah kepada makhluknya kemudian setelahnya Allah menyebutkan:

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya”.(QS. Asy-Syams : 08).

Allah berfirman di dalam Al-Qur’an:

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. (QS. Al-Insaan: 03).

Ada yang bersyukur dengan mengikuti jalan yang lurus tersebut dan ada yang kufur mengikuti jalan selain petunjuk dan hidayah tersebut, Nabi mengajarkan kepada kita doa:

هم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه

“Ya Allah, tampakkanlah kepada kami yang benar itu sebuah kebenaran dan berikan rizki kepada kami untuk mengikutinya. Tampakkanlah kepada kami yang batil itu sebuah kebatilan dan berikan rizki kepada kami agar menjauhinya”.

Banyak orang yang mengetahui yang haq tetapi belum bisa mengikutinya bahkan sering kita dengar ada yang berkata:”Saya tahu sholat dimasjid wajib bagi laki – laki namun saya masih berat untuk menjaganya, saya tahu menutup aurat itu wajib tapi saya masih sulit untuk melakukannya karena takut dikucilkan, saya takut jangan sampai menggunakan hijab yang lengkap menjadi sebab jodoh saya terhalangi”. Yang lebih penting dari hidayah dan petunjuk adalah mengikutinya, sebaliknya banyak orang yang mengetahui itu bathil tapi ia masih sulit untuk meninggalkannya, oleh karenanya kita minta kepada Allah agar Allah menjadikan kita cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu perhiasan di dalam hati kita dan kita minta kepada Allah agar benci kepada kekufuran, kefasikan, kemunafikan dan kemaksiatan.

Seorang lelaki pernah datang kepada Nabi untuk minta izin tetapi bukan minta izin ke suatu tempat melainkan minta izin untuk berzina, ia berkata:“Ya Rasulullah izinkan saya untuk berzina”, Nabi berkata:”Apakah engkau mau ada orang yang berzina dengan ibumu”, ia menjawab:”Tentu tidak ya Rasulullah”, Nabi bertanya lagi:”Kau mau ada yang berzina dengan saudara perempuan”, Ia berkata:”Tidak ya Rasulullah”, kembali Nabi berkata:”Engkau mau ada yang berzina dengan anak perempuanmu atau keluarga perempuan mu”, ia berkata:”Tidak ya Rasulullah”, Nabi kemudian berkata:”Begitupula orang lain mereka tidak mau kerabat perempuan mereka itu dizinahi oleh orang lain”, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menepuk dadanya dan mendoakannya agar dipalingkan darinya kecenderungan yang haram, kata perawi hadist ini lelaki itu tidak memiliki lagi kecenderungan kepada yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, jadi ini yang disebut dengan dahsyatnya doa, oleh karenanya minta kepada Allah Subhanahu wata’ala agar kita cinta kepada keimanan, agar merasakan kelezatan ibadah, agar merasakan kelezatan tilawah Al-Qur’an, agar merasakan ketenangan bersama dengan orang – orang sholeh, kita minta kepada Allah Subhanahu wata’ala agar diberikan petunjuk untuk mengikuti yang haq dan petunjuk untuk mengetahui yang bathil agar kita bisa meninggalkannya, mengenal yang buruk bukan untuk terjatuh dalam keburukan tersebut akan tetapi untuk berhati – hati darinya.

Turun jawaban dari Allah pada ayat berikutnya dimana Allah hendak menyampaikan inti pesan dan wasiat kepada kita dalam surah ini, Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”. (QS. Asy-Syams: 09).

Kata قَدْ menunjukkan penegasan dan yang dimaksud dengan أَفْلَحَ adalah mendapatkan dari apa yang kita harapkan berupa pahala, surga dan rahmat Allah dan yang kita takutkan yaitu neraka, Allah berfirman:

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung”. (QS. Ali ‘Imran: 185).

Cara mensucikan jiwa adalah dengan keimanan kepada Allah, dengan ketaatan kepada Allah, dengan sholat yang kita tunaikan, puasa yang kita kerjakan, sedekah yang kita keluarkan, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada orang lain, jadi semua amalan sholeh mensucikan jiwa kita kemudian ketaatan dan amalan sholeh itu menambah keimanan kita, olehnya definisi iman adalah ucapan dengan lidah, meyakini dengan hati (karena orang munafik juga mengucapkan syahadat tetapi mereka menyembunyikan kekufuran di dalam hati mereka_Penj) kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan (keimanan bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan berkurang dengan ketaatan kepada syaithan)“,.

Setiap kali kita melakukan ketaatan maka Allah akan memberikan petunjuk dalam hati – hati kita untuk mengerjakan ketaatan – ketaatan yang lain dan inilah tujuan diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu untuk mensucikan ummatnya dari penyakit kesyirikan, perbuatan dosa, kelalaian dan yang semisalnya dan semua itu untuk mensucikan jiwa – jiwa kita, makanya setiap kali Nabi membaca ayat ini:

اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا

“Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak manfaat, hati yang tidak khusyu, dan doa yang tidak diijabahi”. (HR. Muslim 2722).

Kita menyerahkan diri kita kepada Allah karena Allah mengatakan dalam surah An Najm:

…. فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ….

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci”. (QS. An-Najm: 32).

Dalam surah An-Nur ayat 21 Allah berfirman:

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. An-Nur: 21).

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Sabtu, 24 Dzulqai’dah 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.