spot_img

Program Kultum, Ananda Gamal Abdul Nasser Santri MA MIM Bicarakan “Adab Seorang Penuntut Ilmu”

mim.or.id – Salah satu program rutinan dari Madrasah Aliyah (MA) Markaz Imam Malik (MIM) ialah program kultum, seperti yang dilakukan oleh Ananda Gamal Abdul Nasser.

Dalam kultum yang dilaksanakan di Masjid Asrama putra MA MIM pada 18 Oktober 2023, santri yang saat ini duduk di kelas XI mengangkat tema kultum “Adab Seorang Penuntut Ilmu”. Berikut ringkasan materinya:

Salah satu persoalan yang dihadapi para penuntut ilmu saat ini ialah kurangnya adab saat menuntut ilmu. Banyak murid/siswa yang dengan mudahnya mencela, mendebat hingga berkata kasar kepada gurunya.

Akhirnya watak yang tertanam pada diri mereka adalah watak yang keras. Apalagi saat mereka mengambil ilmu hanya dari satu guru dan saat ada perbedaan pendapat dengan guru yang lain, dengan mudahnya ia mengatakan itu (guru) sesat.

Oleh karenanya, yang paling utama dimiliki seorang penuntut ilmu ialah harus lebih mengutamakan adab yang baik sebelum menuntut ilmu. Bahkan Imam Malik pernah berkata kepada pemuda quraisy “Belajarlah adab sebelum berlajar ilmu”.

Dengan memiliki adab yang baik, maka insya allah akan mudah memahami ilmu. Sehingga dalam menuntut ilmu, alangkah baiknya belajar langsung dengan guru yang memiliki ilmu dan pengetahuan, sebab ada beberapa faedah yang akan  didapatkan.

Pertama, lebih cepat memahami ilmu. Seperti diketahui bahwa saat membaca buku secara otodidak kadang ditemukan istilah yang rumit dan tidak dimengerti. Tetapi, jika belajar dengan guru maka ia bisa menjelaskan dengan bahasa yang sederhana.

Kedua, terbangunnya hubungan dan silaturahmi yang baik. Yang dimaksud ialah sebagai junior yang menutut ilmu kepada guru yang sudah memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih banyak serta lebih luas.

Ketiga, belajar tentang adab dan akhlak. Tak hanya mendapatkan ilmu, saat seorang belajar dengan guru maka ia juga belajar mengenai akhlak dan adab yang baik. Diantara adab yang baik kepada guru ialah memberikan penghormatan dan berkata yang santun kepadanya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا

“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami”. (HR. At-Tirmidzi).

Allah subḥānahu wataʿālā berfirman dalam Surat An-Nur Ayat 63:

لَّا تَجْعَلُوا۟ دُعَآءَ ٱلرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَآءِ بَعْضِكُم بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya: Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

Misalnya saat memanggil guru, jangan sekali-kali memanggil namanya. Kemudian, jangan memanggil guru tersebut dengan suara yang keras dan dari kejauhan.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.