spot_img

Sering Maksiat tapi Rezeki Lancar, Nikmat atau Musibah?

Allah Subhanahu wa ta’ala mengibaratkan dunia seperti air. Dimana air tidak pernah tinggal ditempat, seperti dunia yang akan meninggalkan kita atau atau kita yang akan meninggalkan dunia.

Dunia yang didalamnya manusia disibukkan mencari uang, dunia yang penuh dengan godaannya dan tak jarang ada orang-orang menghalalkan segala cara untuk sesuatu yang diinginkan, sesungguhnya dunia adalah sesuatu yang fana.

Sebagaimana Hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam

“Seandainya dunia ini sama nilainya dengan sayap nyamuk di sisi Allah. Niscaya Ia tidak akan memberikan minuman dari dunia itu kepada orang kafir, meskipun hanya seteguk air” (HR. Tirmidzi).

Begitu hinanya dunia, bahkan Allah Subhanahu wa ta’ala tidak hanya memberikan nikmat kepada orang yang dicintai-Nya tetapi orang (kafir) tidak dicintai-Nya juga diberikan pula nikmatnya.

Bahkan mungkin sebagian dan kebanyakan orang kafir diberikan nikmat dunia yang lebih banyak. Tetapi, percayalah bahwa nikmat tersebut bukan tolak ukur menilai suatu kemuliaan. Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Q.S. Al-Fajr ayat 15

فَأَمَّا ٱلْإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ

Artinya:

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”.

Tak jarang dijumpai banyak orang yang berkata, jika memang maksiat yang saya lakukan dibenci Allah Subhanahu wa ta’ala mengapa rezeki saya terbuka terus.

Padahal, sebenarnya orang-orang yang demikian sedang tertipu dengan apa yang dia miliki. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan.

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).

Jadi hikmah yang bisa dipetik adalah ukuran kemuliaan bukan pada harta dan jabatan yang dimiliki, tetapi kemuliaan terletak pada mereka yang diberikan nikmat iman dan petunjuk-Nya.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.