spot_img

Kembalilah Kepada Allah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Momentum bulan suci ramadhan adalah kesempatan untuk memperbaharui diri-diri kita kembalilah kepada Allah cukuplah kelalaian kita selama ini, Allah berfirman:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Belumkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka dengan mengingat Allah dan kebenaran yang diturunkan. Dan janganlah mereka menjadi seperti orang-orang sebelumnya yang telah diberikan Al Kitab, masa yang panjang mereka lalui (dengan kelalaian) sehingga hati mereka pun mengeras, dan banyak sekali di antara mereka yang menjadi orang-orang fasik”. (QS. Al Hadid: 16).

Hidup kita didunia ini hanyalah sesaat oleh karenanya senantiasalah ingat kematian karena kematian adalah rahasia Allah Subhanahu wata’ala, kematian tidak memandang usia, tidak memandang strata social, orang kaya, orang miskin, pejabat, rakyat jelata, tua, muda bahkan anak kecil, ketika tiba masanya dia akan kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala, jangan tertipu dengan kesehatan kita, jangan tertipu dengan masa muda kita, jangan tertipu dengan kemewahan dan jabatan kita yang tinggi, dimanapun kita berada kematian akan menjemput walaupun kita berada dalam benteng yang sangat kokoh.

“Berbekallah dengan ketakwaan karena engkau tidak tahu jika malam tiba apakah engkau masih bisa hidup sampai pagi hari dan betapa banyak pemuda dia tertawa diwaktu pagi dan sore hari sedangkan kain kafannya sudah disiapkan dan ia tidak menyadarinya dan betapa banyak calon mempelai yang disiapkan dan dirias untuk pasangannya padahal ruhnya telah dicabut pada malam yang telah ditentukan dan betapa banyak anak kecil yang diharapkan masa depannya memiliki cita – cita yang tinggi sedangkan jasadnya telah dimasukkan dalam gelapnya kubur dan betapa banyak orang yang sehat mati tiba – tiba tanpa sebab dan betapa banyak orang sakit berulang kali masuk rumah sakit mendapatkan bantuan pernafasan bahkan cuci darah, tranfusi darah namun pada hari ini masih bisa hidup bersama dengan kita”.

Kematian adalah rahasia Allah Subhanahu wata’ala dan dengan kematian yang mendatangi kita maka ditutuplah semua catatan – catatan amalan kita sehingga kita tidak mampu lagi menambah kebaikan dan tidak mampu lagi mengurangi keburukan, oleh karenanya diantara doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ »

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdoa sebagai berikut: Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng (ishmah) urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan”. (HR. Muslim no. 2720).

وعَنِ أَبِى قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِىٍّ الأَنْصَارِىِّ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَقَالَ : مُسْتَرِيحٌ ، وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ قَالَ: الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

Dari Abu Qatadah bin Rib’i al-Anshari, dia menceritakan bahwa ada jenazah yang (dipikul) melewati Rasulullah, maka beliau bersabda: “Orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya”. Mereka (para sahabat) bertanya:”Wahai Rasulullah, apakah (maksud) orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya?” Beliau menjawab:”Seorang hamba yang Mukmin beristirahat dari kepayahan dan gangguan dunia menuju rahmat Allah. Sedangkan hamba yang fajir (jahat), maka banyak manusia, bumi, pepohonan, dan binatang, beristirahat darinya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Kita semua adalah saksi – saksi Allah dipermukaan bumi ketika ada orang yang meninggal maka orang – orang sholeh merasa kehilangan dengan kebaikannya, kesholehannya, kepatuhannya dan ketaatannya kepada Allah sebagai tanda alamat kebaikan, namun jika ada orang yang meninggal dari kalangan orang buruk maka orang – orang sholeh kemudian bersyukur berterima kasih kepada Allah karena selama hidupnya ia banyak melakukan kerusakan, ingkar, bermaksiat kepada Allah, berbuat buruk kepada sesama manusia maka dengan kematiannya makhluklah yang beristirahat darinya dan dia kembali kepada tuhannya untuk mendapatkan ganjaran setimpal dengan perbuatannya, oleh karenanya Allah Subhanahu wata’ala mengingatkan kita didalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali-‘Imran: 102)

Barangsiapa yang istiqamah hidup diatas sesuatu maka dia dimatikan dengan sesuatu itu, barangsiapa yang istiqamah hidupnya diatas ketaatan, dia senantiasa tunduk pada perintah tuhannya dan menyabarkan dirinya dalam menjauhi kemaksiatan kepada Allah maka insyaAllah dia akan dimatikan dalam keadaan husnul khatimah dan barangsiapa yang dimatikan dalam keadaan husnul khatimah maka dia dibangkitkan dihari kemudian bersama dengan orang – orang yang sholeh, semoga Allah Subhanahu wata’ala merahmati kita dan senantiasa memberikan hidayah dan petunjuk khususnya kepada kita sekalian dan menjadikan ramadhan tahun ini adalah ramadhan yang terbaik bagi kita untuk kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala.

Cukuplah kelalaian kita selama ini oleh karena itu kembalilah kepada Allah selagi kita masih berada dibulan suci ramadhan dan kita akan memasuki pertengahan dari bulan suci ramadhan, keistimewaan, kemuliaan, keutamaan bulan suci ramadhan akan semakin bertambah seiring dengan semakin berakhirnya bulan suci ramadhan, oleh karenanya jangan kita lalai, jangan kita bersemangat dihari – hari awal bulan suci ramadhan, jangan kita mengenal tarawih dan masjid hanya diawal – awal bulan suci ramadhan, mari kita istiqamah karena Allah Subhanahu wata’ala menyiapkan ampunan bagi mereka yang berpuasa sampai akhir ramadhan, menyiapkan ampunan bagi mereka yang qiyam dan tarawih sampai akhir ramadhan dan yang bersungguh – sungguh dalam beribadah sampai penghujung bulan suci ramadhan, oleh karenanya Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana disebutkan dalam hadist dari Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam pada 10 terakhir Ramadhan:

: كان رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذا دخل العشر – أي العشر الأخير من رمضان – شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله . متفق عليه

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya”. (Muttafaqun ‘alaihi).

Jangan sampai diakhir ramadhan dimana tempat kita dimasjid justru berpindah ke mall – mall, sibuk dengan berbelanja untuk mempersiapkan diri hari raya walaupun hal ini boleh dan hukumnya mubah tetapi jangan sampai menjadikan kita zuhud untuk mengejar keutamaan yang telah dipersiapkan oleh Allah Subhanhau wata’ala pada penghujung bulan suci ramadhan karena belum tentu umur kita sampai pada ramadhan yang ke 1441 hijriyyah, oleh karenanya saya mengingatkan diri saya dan kepada semua jama’ah mari kita meminta pertolongan kepada Allah dan bersungguh sungguh untuk menghidupkan malam – malam 10 terakhir bulan suci ramadhan sampai ramadhan meninggalkan kita, tingkatkan keistiqamahan sampai kita keluar dari bulan suci ramadhan Karena dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al yaqin (yakni ajal)”. (QS. Al Hijr: 99).

Allah tidak mengatakan:”Sembalah tuhanmu sampai berakhir bulan suci ramdhan”.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Sabtu, 21 Ramadhan 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : https://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.