spot_img

Bahaya Gibah, Bagaimana Cara Agar Terhindar dari Gibah?

mim.or.id – Gibah merupakan perbuatan membicarakan keburukan orang lain sekalipun apa yang dibicarakan sesuatu yang benar adanya.

Padahal ganjaran dosa bagi mereka yang suka menggibah sangat mengerikan. Oleh karenanya, kita selalu dianjurkan untuk menjauhinya.

Berikut beberapa tips agar kita senantiasa terhindar dari dosa gibah

1. Membiasakan diri dengan hal-hal yang bermanfaat

Salah satu pintu awal masuknya perilaku maksiat seperti gibah ialah saat seseorang selalu melakukan hal yang kurang bermanfaat.

Lebih terkhusus di era digital ini, seseorang dipermudah berkomunikasi dengan orang lain yang membuka peluang untuk melakukan gibah.

Oleh sebabnya, kita dianjurkan untuk selalu melakukan hal yang bermanfaat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

إنَّ من حُسْنِ إسلامِ المرءِ تَركَهُ ما لا يَعْنِيهِ

“Sesungguhnya tanda kebaikan seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” (HR. At-Tirmidzi).

2. Tidak mengungkap aib seorang

Manusia tidak ada yang sempurna, semua memiliki kesalahan dan dosa. Seandainya saja Allah Subhanahu wa taala  membuka aib seseorang maka sungguh terhinalah seorang manusia itu.

Seperti yang dikutip dari muslim.or.id, dikatakan oleh Muhammad ibnu Wasi’ rahimahullah berkata,

وْ كَانَ لِلذُّنُوبِ رِيحٌ مَا قَدَرَ أَحَدٌ أَنْ يَجْلِسَ إِلَيَّ

“Kalau seandainya dosa ini memiliki bau, niscaya tidak ada seorang pun yang mau duduk denganku.” (Lihat Kitab Muhasabatu An-Nafsi li Ibni Abi Dunya karya Ibnu Abi Dunya, hal. 82).

3. Menghindari lingkugan yang buruk

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan lepas dari interaksi dengan orang lain. Kadang berada dalam lingkungan yang baik kadang juga berada dalam lingkungan yang buruk.

Dengan demikian, saat memilih teman hendaknya kita perlu hati-hati dengan memperhatikan akhlak dan agamanya.

Sebagaimana dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الرَّجلُ على دِينِ خليلِه ، فلْينظُرْ أحدُكم مَن يُخالِلْ

“Seseorang di atas agama sahabatnya. Hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa yang hendak ia jadikan sahabatnya.”  (HR. Abu Dawud).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.